Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR Selly Andriany menyebut kasus penusukan seorang guru perempuan oleh seorang siswa karena alasan cinta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai bagian dari pekerjaan rumah (PR) pemerintah dalam mengatasi krisis moral.
"Prihatin dan menyedihkan. Berawal dari rasa mengagumi dan suka, akhirnya berujung anarkis karena tidak tahu mengelola dan mengendalikan emosi," kata Selly di Jakarta, Jumat.
Dalam kasus ini, Selly menganggap revolusi mental sebagai salah satu jawaban untuk mengatasi masalah itu.
"Revolusi mental harus ditanamkan sejak usia dini. Orang tua harus menjadi teladan dalam menjalankan fungsi pengasuhan dalam keluarga dan agama," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Selain revolusi mental, menurut dia, pendidikan karakter dan budi pekerti harus menjadi bagian dari pendidikan di sekolah maupun keluarga.
Seorang siswa sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Kulon Progo diwartakan menusuk guru perempuannya sehingga terluka parah dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit pada Rabu (20/11). Siswa berusia 16 tahun itu mengaku menusuk gurunya karena alasan cinta dan sayang.
Selly mendoakan guru korban penusukan itu cepat pulih dan bisa kembali mengajar murid-muridnya.