Bima, NTB (ANTARA) - Aparat gabungan terdiri Kodim 1608/Bima, Polsek Monta, KPH dan intsansi terkait berhasil mengamankan terduga pelaku penebangan liar saat melaksanakan patroli di wilayah Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Komandan Kodim 1608/Bima Letnan Kolonel Inf. Bambang Kurnia Eka Putra saat dikonfirmasi, Rabu, membenarkan penangkapan lima orang terduga pelaku illegal logging di daerah itu. Mereka diantaranya berinisial As (43 tahun), Bu (42 tahun), As (32 tahun), Nu (32 tahun) dan Sa (35 tahun), namun dua orang terduga di antaranya berhasil melarikan diri.
"Kelima oknum ini sudah diamankan di Polres Kabupaten Bima," ujarnya.
Ia menjelaskan, penangkapan lima orang tersebut setelah aparat gabungan melakukan patroli hutan di sekitar kawasan Dam Pela Parado. Selain mengamankan pelaku, aparat gabungan juga berhasil mengamankan barang bukti berupa satu unit mobil pick up, mesin senso dan 222 batang kayu.
Patroli gabungan yang dipimpin Danramil 1608-07/Monta Mayor Inf Saharudin Syaharudin dibagi menjadi dua tim, yakni tim satu dipimpin Danramil Monta bersama anggota Polsek dan instansi lainnya dengan sasaran Desa Kuta dan Desa Paradowane dan tim dua dipimpin Danki A Yonif 742/SWY Kapten Inf. Satria Perkasa Bahar dengan sasaran Desa Kanca Kecamatan Parado. Namun saat para pelaku diamankan, aparat gabungan sempat dihadang oleh masyarakat Desa Kanca Kecamatan Parado dengan menutup ruas jalan di desa setempat karena memprotes penangkapan lima warga terduga pelaku.
"Ini harus menjadi atensi kita bersama dengan melakukan upaya penyelamatan hutan dengan meilbatkan seluruh stake holder, instansi terkait bahkan seluruh komponen masyarakat harus ikut berperan aktif dalam menjaga hutan," ujar Dandim.
Menurutnya, persoalan hutan tidak hanya menjadi atensi ditingkat bawah, namun juga menjadi perhatian khusus pemerintah pusat karena hutan di daerah itu sudah sangat memprihatinkan akibat pembalakan liar.
Tak hanya itu, lanjutnya pada musim kemarau, rata-rata warga mengeluhkan kekurangan air bersih dan pada musim hujan terjadi banjir dan tanah longsor karena hutan sebagai penyangga dan penyedia air sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Untuk itu, kata Dandim, pihaknya mengimbau dan mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersatu padu menyelamatkan hutan sehingga bisa diwariskan kepada anak cucu kedepan.
"Kita berharap hutan dan lingkungan terselamatkan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Terpisah, Komandan Korem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani, mengatakan terkait dengan pengamanan hutan, Kepala BNPB RI sudah melakukan peninjauan di Parado, dan disana terjadi penggundulan hutan yang luar biasa.
"Ini sangat mengkhawatikan akan keselamatan hutan dan membahayakan kehidupan manusia karena sekitar 8.000 hektar kawasan hutan sudah rusak," sebut Danrem.
Adapun dampak pembalakan liar, debet air menjadi sangat berkurang dan terjadi pendangkalan.
"Dulu disana ada air terjun dan sekarang tidak ada tetesan air sama sekali," ucapnya.
Terkait kondisi tersebut, pihaknya bersama Polri, KPH dan instansi terkait sudah membuat Posko di Parado dan kemarin langsung melakukan Patroli, dan berhasil mengamankan lima orang terduga pelaku perambahan hutan berserta barang bukti diamankan di Polres Kabupaten.
"Sesuai arahan Kepala BNPB RI, agar kedepan dilaksanakan rapat di tingkat pronvisi untuk mengamankan dan menyelamatkan hutan sekaligus mensosialisasikan tentang penanaman pohon kepada masyarakat," katanya.