BMKG: Masyarakat perlu memahami zona aktif gempa

id bmkg stasiun geofisika ambon,gempa aktif

BMKG: Masyarakat perlu memahami zona aktif gempa

Petugas BMKG memantau perkembangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 7,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, di kantor Stasiun Geofisika Kelas I Karang Panjang, Ambon, Maluku, Minggu (14/7/2019). Gempa bumi tektonik tersebut terjadi pukul 18.10.51 WIT. Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa bumi berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara pada kedalaman 10 km. ANTARA FOTO/izaac mulyawan/pd (ANTARAFOTO/Izaac Mulyawan)

Ambon (ANTARA) - Masyarakat perlu memahami apabila zona aktif gempa merupakan suatu gambaran klaster aktivitas gempa-gempa kecil, kata Kepala seksi data dan informasi BMKG Stasiun Geofisika Ambon, Andi Azhar Rusdi.

"Selama Januari 2020, BMKG menyimpulkan ada delapan zona aktif gempa dimana zona ini masih dapat mengeluarkan energi dalam bentuk gempa bumi di bulan Februari," kata Andi Azhar di Ambon, Selasa.

Tetapi ada juga yang bisa berubah menjadi klaster tidak aktif, dan bisa juga nantinya bergeser ke zona yang lainnya. Misalnya zona aktif gempa di Lombak, Ambon, dan Banda yang masih berlangsung hingga saat ini.

Buktinya bisa terlihat dari gempa tektonik berkekuatan 5,3 magnitudo terjadi di laut pada kedalaman 253 kilo meter pada pukul 05:10:55 WIB pada tanggal 1 Februari 2020.

Lokasi gempa berada pada 6.52 LS - 129,17 BT pada arah 237 kilo meter timur laut Maluku Barat Daya atau 336 kilo meter arah tenggara Pulau Ambon, Maluku, namun gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Kemudian terjadi gempa magnitudo 5,0 di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru pada Senin, (3/2) pukul 18:18 WIT yang terletak pada lokasi 4.97 LS - 134.16 BT atau 89 Km Utara Dobo, dan merupakan gempa dangkal namun tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

"Sejauh ini belum ada laporan dari BPBD Kabupaten Kepulauan Aru tentang adanya kerusakan akibat gempa tektonik magnitudo 5,0," ujar Andi Azhar.

Sebelumnya Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan adanya potensi gempa di tahun 2020 karena belajar dari gempa yang melanda Indonesia sepanjang tahun 2019 dimana gempa yang merusak sebanyak 15 kali.

Akibat tumpukan lempeng-lempeng hanya empat kali yang terjadi di Banda, laut Banten dan Maluku.

"Gempa yang merusak pada tahun 2019 tercatat ada 11 kali akibat dipicu sesar aktif dan kita bereuforia bahwa gempa selama ini karena megatrust tetapi jangan salah, sesar aktif ini menjadi pemicu gempa di wilayah lainnya pada delapan klaster yang sudah dipetakan," ujar Daryono.

Delapan sesar aktif itu mencakup wilayah Nias, Bengkulu hingga Selat Sunda, Jawa Barat, Bali, Lombok, Sumba, Laut Banda, Toli-Toli di Gorontalo, Ambon di Pulau Seram, laut Maluku, dan Membramo di wilayah timur Indonesia.

Sehingga BMKG mengingatkan kewaspadaan masyarakat pada delapan wilayah sesar aktif yang berpotensi gempa pada Bulan Februari.