Bandung (ANTARA) - Jepang pada 2010 membutuhkan 117 perawat dari Indonesia untuk dipekerjakan di berbagai rumah sakit dan panti jompo di negeri Sakura, kata Dubes Jepang untuk Indonesia Kojiro Shiojiri.
Surat elektronik dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang diterima ANTARA di Bandung, Rabu, menyebutkan pernyataan Dubes Jepang itu disampaikan dalam acara pembukaan pelatihan bagi calon perawat, baik perawat di rumah sakit (nurse) atau perawat orang jompo (caregiver), yang berlangsung di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung.
Pemerintah Indonesia dan Jepang memiliki kesepakatan kemitraan bidang ekonomi (IJEPA) antara lain bahwa Jepang membutuhkan seribu perawat di rumah sakit (bahasa Jepang: kangoshi) dan perawat orang jompo (kaigofukushishi).
Ia mengatakan kebutuhan perawat untuk orang jompo akan lebih tinggi dibandingkan dengan perawat di rumah sakit karena orang tua di Jepang semakin banyak seiring dengan makin panjangnya usia harapan hidup orang Jepang.
Ia menambahkan bahwa negaranya akan terus membutuhkan perawat dari Indonesia hingga lima tahun ke depan program kerja sama tersebut akan dievaluasi.
Setiap calon perawat dari Indonesia harus mengikuti serangkaian seleksi yang diadakan oleh pemerintah Jepang.
Pemerintah Jepang, katanya, mengajak lembaga pemberi bea siswa The Association Overseas Technical Scholarship (AOTS) untuk membantu kesiapan intelektual dan keterampilan para calon perawat dari Indonesia.
"Kami apresiasi dengan kehadiran para perawat Indonesia. Karena itu kami ingin mereka berhasil," kata Dubes sebagaimana disebutkan dalam surat elektronik dari BNP2TKI. (*)