Gubernur NTB meminta kabupaten/kota gelar simulasi virus corona

id Virus Corona,Covid-19,NTB,Gubernur NTB

Gubernur NTB meminta kabupaten/kota gelar simulasi virus corona

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah. (Foto : ANTARA/Nur Imansyah).

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H. Zulkieflimansyah meminta kabupaten kota menggelar simulasi kesiapsiagaan untuk mengantisipasi virus corona.

"Saya sudah minta dinas kesehatan provinsi terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan kabupaten kota, dan rumah sakit, termasuk pemerintah daerah untuk melakukan simulasi penanganan virus corona, sehingga apabila kemungkinan terburuk terjadi kita sudah siap," terangnya di Mataram, Jumat.

Menurut gubernur, simulasi penanganan virus corona sangat penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan di masing-masing daerah bila virus tersebut mewabah ke wilayah masing-masing.

"Memang kita tidak berharap virus corona menimpa daerah kita. Tapi simulasi penting untuk kita lakukan, seperti yang dilakukan Kota Mataram perlu juga diikuti daerah lain di NTB, karena kemungkinan terpuruk itu bisa saja terjadi," jelas Bang Zul sapaan akrabnya.

Sebelumnya, sebanyak 24 orang di daerah itu saat ini masuk dalam status orang dalam pemantauan (ODP) dugaaan susfect virus corona.

Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Nurhandini Eka Dewi mengungkapkan ke 24 orang berstatus ODP tersebut sebelumnya adalah mereka yang masuk dalam 109 ODP oleh Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB, namun dari jumlah itu 85 orang diantaranya dinyatakan negatif.

"Sisanya 24 ODP masih dalam pemantauan di rumah masing-masing, maupun RSUD NTB. Sementara 8 orang yang dinyatakan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) seluruhnya negatif," ujarnya.

Ia menjelaskan, ruang isolasi COVID-19 di NTB saat ini kosong. Baik orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dengan pengawasan (PDP). Mereka berada di rumah masing-masing ataupun di rumah sakit tetapi belum ada yang positif COVID-19 .

Menurutnya, orang yang berstatus ODP belum menunjukkan gejala sakit. Namun, orang pada kategori ini sempat bepergian ke negara episentrum corona atau sempat melakukan kontak dengan orang diduga positif corona sehingga harus dilakukan pemantauan. Sementara, PDP merupakan orang yang sudah menunjukan gejala sakit seperti demam, batuk, pilek, dan sesak nafas sehingga dilakukan pengawasan ketat.

Karena itu, merujuk semakin meningkatnya kasus corona di Indonesia, ia mengimbau masyarakat NTB agar tetap tenang namun waspada. Pasalnya, Pemerintah Provinsi NTB telah melakukan berbagai tindakan pencegahan dan persiapan penanganan yang tepat terkait COVID-19 .

Sejauh ini, lanjut Nurhandini Provinsi NTB telah memiliki 4 Rumah Sakit yang menjadi rujukan resmi terkait virus corona yakni, RSUD Provinsi NTB, RSUD Selong Lombok Timur, RSUD Bima, dan RSUD Manambai Sumbawa. RSUD Praya sendiri tengah melakukan persiapan untuk menjadi rumah sakit ke-lima di Provinsi NTB yang menjadi rumah sakit resmi rujukan COVID-19.

Kelima rumah sakit tersebut, dinyatakan telah siap untuk menangani COVID-19.Terkait ketersediaan Alat Pelindung Diri (ADP) dan ruang isolasi, dinyatakan telah dimiliki kelima rumah sakit tersebut meskipun jumlahnya terbatas.

"Masing-masing rumah sakit memiliki satu sampai dua set ADP Corona. Satu set bisa untuk 2 hingga 4 orang," ujar Eka.

Dinas Kesehatan NTB sendiri, lanjut Eka telah mengirim surat ke Kementerian Kesehatan terkait APD. Pihaknya juga meminta 500 biji per-rumah sakit yang menjadi RS rujukan corona, dimana Dinkes NTB yang akan mendistribusikan sesuai kebutuhan.

"Untuk SOP pencegahan virus korona sendiri di sekolah, kami secepatnya akan membahas pada rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan NTB dan stake holder terkait. Menyusul bahasan serupa akan dilakukan bersama Kantor Perwakilan Kemenag NTB untuk santri madrasah dan pesantren," terangnya.