Mataram (ANTARA) - Petugas gabungan dari satuan polisi pamong praja (Satpol-PP), TNI, dan Polri di wilayah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, membubarkan lapak-lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang masih buka di emperan jalan, kawasan wisata serta taman kota.
Giat pembubaran yang digelar mulai Sabtu (28/3), pukul 22.00 Wita, ini sesuai komitmen Pemerintah Kota Mataram yang mulai memberlakukan jam malam atau pembatasan waktu keluar rumah bagi seluruh warga Kota Mataram.
Kerumunan warga atau anak muda yang masih terlihat di sudut kota, juga menjadi target aparat gabungan untuk dibubarkan. Mereka yang masih berkeliaran di luar rumah, diminta petugas untuk segera pulang.
Baca juga: Mulai hari ini, Pemkot Mataram berlakukan jam malam cegah COVID-19
"Pembubaran lapak PKL termasuk yang ada kerumunan, kita stop, kita bubarkan. Kegiatan ini kita laksanakan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona," kata Kabid trantibum Satpol-PP Kota Mataram M Israk Tantowi di Mataram, Sabtu malam.
Dari pantauan ANTARA, rombongan petugas gabungan memulai giat pemantauan situasi Sabtu (28/3) malam, dari Pendopo Wali Kota Mataram, di Jalan Pejanggik, pusat perkotaan.
Taman Sangkareang, yang berada di sebelah Selatan Pendopo Wali Kota Mataram, menjadi areal pertama yang dipantau petugas gabungan.
Dari areal taman yang berada di pusat perkotaan ini, lampu penerang terlihat sudah dipadamkan. Meski demikian, masih nampak sejumlah lapak PKL yang buka.
Namun setelah melihat rombongan petugas gabungan datang menghampirinya dan mengimbau dengan alat pengeras suara agar menutup lapak dagangannya, si pemilik langsung berkemas barang.
Begitu juga yang terpantau di sepanjang Jalan R. Suprapto, dekat komplek pertokoan Mataram Square, dan sekitaran Taman Malomba, Kecamatan Ampenan.
Rombongan petugas yang datang menghampiri, langsung meminta pemiliknya untuk menutup lapak dan pulang ke rumah masing-masing. Lapak-lapak dagangan yang masih buka di sekitar areal Taman Jangkar Kota Toea Ampenan, turut menjadi sasaran para petugas.
Pengecekan juga berlanjut sampai pada kawasan wisata Pantai Ampenan yang berada di sebelah Barat Kota Mataram. Namun dari pantauan, nampak sejumlah pemuda setempat sudah berjaga serta memasang palang pintu di gerbang utama. Mereka melarang pengunjung untuk datang.
Suasana pada Sabtu (28/3) malam di Kota Mataram memang tidak lagi seperti akhir pekan sebelum ada ancaman wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID-2019) bergentayangan.
Jalan-jalan utama di Kota Mataram nampak renggang, bebas dari kepadatan kendaraan yang biasanya berseliweran di akhir pekan. Begitu juga lampu-lampu jalan, hampir seluruhnya padam.
Ancaman wabah virus yang dapat merenggut nyawa seseorang dalam kurun waktu kurang dari dua pekan tersebut memang memberikan dampak besar bagi warga Kota Mataram.
Pertokoan, pusat perbelanjaan maupun tempat tongkrongan anak muda yang biasanya buka dan selalu ramai pengunjung, tutup lebih awal sebelum jam malam berlaku mulai pukul 22.00 Wita.
Berita Terkait
Kemenkes sebut ada 841 orang sembuh COVID-19
Rabu, 26 April 2023 7:57
Varian baru virus corona Arcturus muncul Rusia
Rabu, 19 April 2023 12:48
Vaksin booster tetap menjadi syarat penerbangan di Bandara Lombok
Selasa, 3 Januari 2023 16:52
Menko PMK ingatkan pentingnya prokes saat pergantian tahun
Selasa, 27 Desember 2022 20:13
68,24 juta penduduk Indonesia sudah vaksin dosis ketiga
Sabtu, 24 Desember 2022 19:44
Tren kasus COVID-19 membaik dalam tiga pekan terakhir
Rabu, 21 Desember 2022 20:40
Stok vaksin COVID-19 di Babel 5.381 dosis
Minggu, 18 Desember 2022 13:55
Jubir Reisa imbau lansia periksa E-ticket booster kedua
Senin, 12 Desember 2022 20:24