Sopir taksi pengangkut jenazah COVID-19 dari RSUD Kota Mataram dikarantina

id Lombok Taksi,Karantina Sopir,Covid-19

Sopir taksi pengangkut jenazah COVID-19 dari RSUD Kota Mataram dikarantina

Seorang petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke mobil yang dijemur di Pool Lombok Taksi, Kota Mataram, NTB, Kamis (9/7). ANTARA/Awaludin

Mataram (ANTARA) - Manajemen Lombok Taksi (Blue Bird Group) melakukan karantina terhadap salah seorang sopirnya karena sudah mengangkut jenazah pasien positif COVID-19 dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Sesuai saran dari Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19, sopir tersebut harus dikarantina minimal selama satu minggu untuk memastikan kondisi kesehatannya," kata Manajer Pool Lombok Taksi, Amir Muslim, di Mataram, Kamis.

Baca juga: Duh! Ratusan warga jemput paksa jenazah COVID-19 di RSUD Kota Mataram

Sebelumnya, ratusan warga menjemput paksa jenazah perempuan berinisial M asal Ranjok Barat, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, yang dinyatakan meninggal dunia oleh pihak RSUD Kota Mataram, akibat COVID-19 pada Senin (6/7).

Massa berhasil memboyong jenazah M pulang ke Lombok Barat dengan menggunakan alat transportasi umum, Lombok Taksi, sekitar pukul 21.00 Wita.

Amir mengatakan, pihaknya menyayangkan adanya pemaksaan oleh sekelompok massa untuk penggunaan armada Lombok Taksi dalam mengantarkan jenazah positif COVID-19 di RSUD Kota Mataram.

"Pengantaran tersebut didasari oleh desakan permintaan dari massa sehingga tidak memungkinkan pengemudi kami untuk menolak desakan tersebut," ujar Amir yang didampingi Manager HR & GA, Cekas Budiman Miharja.

Segera setelah kejadian tersebut, kata dia, pengemudi yang mengangkut jenazah tersebut diminta melakukan isolasi mandiri sesuai arahan petugas terkait.

Baca juga: Polisi bubarkan penjemputan paksa jenazah COVID-19 asal Lombok Barat

Pengemudi tersebut juga dijadwalkan untuk melakukan rapid test dan pemeriksaan uji usap guna memastikan kesehatannya dalam kondisi yang fit sebelum kembali melayani pelanggan.

Selain pengemudi, lanjut Amir, pihaknya juga menerapkan protokol kebersihan dalam menghadapi penyebaran COVID-19, dimana armada yang digunakan mengangkut jenazah langsung dibersihkan secara menyeluruh dengan disinfektan. Armada tersebut juga sedang dalam masa karantina.

"Setiap hari dijemur di tengah lapangan. Minimal satu minggu satu armada ini tidak boleh ke luar dulu. Setiap dua jam sekali disemprot dengan disinfektan. Itu standar operasional prosedur yang kami lakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19," ucap Amir sambil menunjuk satu armada taksi yang dikarantina.
 
Manajemen Bluebird Group, kata dia, berharap pengemudinya dalam kondisi sehat dan terus memberikan dukungan termasuk kepada keluarganya pada saat masa karantina mandiri.  
Bluebird Group selalu menempatkan keselamatan, baik pengemudi dan penumpang sebagai prioritas perusahaan guna memberikan memberikan ketenangan lebih kepada para pelanggan.