MAGELANG MENJADI KOTA BERDEBU YANG MENYESAKKAN

id

          Magelang, 5/11 (ANTARA) - Kota Magelang, sekitar 35 kilometer dari puncak Gunung Merapi, yang selama ini hijau dan teduh, dalam dua hari terakhir diguyur hujan pasir dan abu vulkanik Merapi hingga menyesakkan napas warga dan orang-orang yang melintas di kota berhawa sejuk ini.

         Mulai meredanya hujan abu dan air pada Jumat siang menyebabkan abu dan pasir vulkanik yang menggenangi semua jalan di kota ini  berterbangan ke mana arah angin bertiup. Kendaraan roda empat yang melaju cukup kencang menambah keruh udara di jalan-jalan sehingga mengganggu pernapasan manusia.

         Seorang polisi yang bertugas di pertigaan jalan di depan Hotel Trio Kota Magelang kewalahan mengatur pengemudi mobil yang melajukan kendaraannya dengan kencang. Di sepanjang jalan di kota itu abu berwarna putih keabu-abuan itu berterbangan di mana-mana.

         "Sepertinya masker ini tetap bisa menahan abu yang berterbangan di mana-mana," kata Wahyono ketika ditemui di depan pabrik karoseri New Armada Kota Magelang.

         Ia beberapa kali melepas maskernya, kemudian mengusap mulut dua lubang hidungnya untuk menyeka abu yang masih bisa menerobos di wajahnya.

         Hujan abu dan pasir yang mengguyur deras sejak Kamis (4/11) menyebabkan sebagian warung dan toko tutup. Kota Magelang pada Kamis malam itu terlihat muram karena sebagian besar warung dan toko tutup. Sebagian wilayah ini juga gelap karena listrik PLN padam.

         Kecemasan warga Magelang bertambah ketika pada Jumat (5/11) dini hari sekitar pukul 01.15 WIB getaran dari letusan Gunung Merapi terasakan hingga di kota ini. Getaran itu terasakan ketika tangan menyentuh dinding tembok, bahkan suara lebih keras terdengar dari panel pintu.

          "Tidak pernah letusan Merapi berdampak buruk seperti sekarang ini," kata Supono, pegawai Hotel Trio. Belasan mobil yang ada di halaman hotel itu bermandikan lumpur tebal setelah hujan abu dan pasir. Tumbuhan dan tanaman di hotel ini juga berubah warna menjadi putih keabu-abuan.

          Pepohonan di kota ini juga berubah warna menjadi putih kusam. Hutan di Gunung Tidar yang selama ini tampak hijau juga berubah warna menjadi putih keabu-abuan. (*)