PEMPROV NTB DORONG MASYARAKAT GEMAR MAKAN IKAN

id

          Mataram, 11/12 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus berupaya mendorong masyarakat di berbagai kabupaten/kota agar gemar makan ikan, sebagai bagian dari upaya perbaikan gizi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

         "Kegiatan ini merupakan upaya memasyarakatkan gerakan makan ikan, suatu program yang diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi perbaikan gizi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H. M. Ali Syahdan, pada acara Gemar Makan Ikan di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, di Mataram, Sabtu.

         Acara Gemar Makan Ikan itu dicatat Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai rekor baru karena pesertanya sebanyak 23.608 orang, sekaligus memecahkan rekor sebelumnya yang tercipta di Rembang, Provinsi Jawa Tengah, yakni makan ikan dengan jumlah peserta sebanyak 17.368 orang. 

    Gemar Makan Ikan itu digelar di tiga lokasi yakni Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB, Kantor Wali Kota Mataram dan di 40 sekolah yang tersebar di Kota Mataram.   

    Kegiatan di Lapangan Bumi Gora Kantor Gubernur NTB itu diikuti oleh 2.360 orang peserta baik pelajar SLTP/MTs maupun pegawai pemerintah dan swasta serta aparat TNI dan Polri.

         Sementara acara Gemar Makan Ikan di Kantor Wali Kota Mataram diikuti lebih dari 5.00 orang.

         Sedangkan kegiatan Gemar Makan Ikan di 40 sekolah itu dihadiri 20 ribu orang, namun yang dikonsumsi merupakan makanan olahan ikan yang sudah digoreng, sehingga total peserta Gemar Makan Ikan di tiga lokasi itu tercatat sebanyak 24.165 orang.

         Jumlah ikan yang dikonsumsi dalam acara tersebut sebanyak 25 ribu ekor atau seberat lima ton, terdiri atas ikan nila sebanyak 15 ribu ekor (3,75 ton), ikan lele sebanyak 5.000 ekor (650 kilogram) dan ikan patin sebanyak 5.000 ekor (satu ton).   

    Syahdan mengatakan, program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di wilayah NTB sudah dicanangkan sejak pembentukan Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi NTB, 28 Mei 2007.

         Pembentukan Forikan NTB itu bersamaan dengan sosialisasi keberadaan Forikan tingkat pusat dan Forum Mitra Nelayan Seluruh Indonesia di Mataram yang juga dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan yang saat itu dijabat Freddy Numberi.

         Forikan berperan sebagai pioner untuk mendorong peningkatan konsumsi ikan agar semakin membudaya di kalangan masyarakat.   

    "Program gemarikan sesungguhnya lahir dari  kenyataan bahwa sebagai bangsa yang memiliki potensi dan sumber daya perikanan yang cukup melimpah, ternyata masih banyak masyarakat dan anak-anak kita yang kekurangan gizi dan menderita gizi buruk," ujarnya.

         Menurut dia, salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi adalah kurangnya asupan protein yang banyak terdapat didalam sumber makanan yang berasal dari ikan. Kurangnya energi protein tersebut disebabkan masyarakat kita belum gemar mengkonsumsi ikan.

         Meski produksi ikan di NTB melimpah dan mudah didapat, namun ikan yang ada lebih suka  disimpan, malah di Pulau Sumbawa seperti di Bima dan Dompu, ikan lebih banyak dijadikan pakan ternak atau dibiarkan begitu saja.

         "Bahkan masih ada pameo, anak-anak tidak boleh diberi makan ikan yang banyak, karena takut cacingan," ujarnya.

         Karena itu, kata Syahdan, semua pihak termasuk instansi terkait, hendaknya proaktif memasyarakatkan program gemarikan itu dalam bentuk fasilitasi dan bimbingan teknis kepada organisasi mitra lainnya, seperti PKK, Dharma Wanita, Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) dan organisasi wanita lainnya serta LSM, agar membantu memasyarakatkan program gemar makan ikan.

         "Bila perlu persoalan-persoalan yang terkait dengan sasaran program gemarikan ini dipetakan secara lebih detail sehingga hasilnya menjadi lebih maksimal," ujarnya di hadapan ribuan peserta Gemar Makan Ikan itu.(*)