Buah naga ini berbuah banyak dengan metode penyinaran listrik PLN

id Buah Naga,MCB On Game,PLN

Buah naga ini berbuah banyak dengan metode penyinaran listrik PLN

Seorang petani menunjukkan buah naga dari hasil penyinaran listrik PLN. (ANTARA/HO/PLN)

Mataram (ANTARA) - Di tengah pandemi COVID-19, agrikultura termasuk salah satu jenis usaha yang mampu bertahan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Di dalam pengelolaannya, PLN turut mengambil bagian dalam proses penyediaan energi listrik untuk meningkatkan produktifitas dari setiap bidang usaha.

Salah satunya adalah penggunaan metode penyinaran di perkebunan buah naga yang terletak di Dusun Dasan Baru, Desa Murbaya, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Dua perkebunan buah naga seluas empat hektare (ha) milik Kadri, dan juga 4,5 ha milik Sapi'i meningkat produksinya setelah menggunakan metode penyinaran, yaitu dengan menempatkan satu buah lampu di atas pohon buah naga.

"Lampu ini membuat pohon menjadi hangat pada saat malam. Serangga juga akan lebih tertarik pada lampu, dan tidak mendekati bunga atau buah. Jadi, produksi kebun saya naik. Dari yang sebelumnya 100 kg setiap kali panen, sekarang menjadi 200 kg," ujar Kadri, petani kebun naga berusia 48 tahun.

Senada dengan Kadri, petani buah naga yang lain, Sapi'i juga merasakan hal yang sama. Petani berusia 37 tahun itu juga mengalami peningkatan produksi, dari yang sebelumnya 200 kg setiap kali panen, naik menjadi 300 kg.

Sapi'i menjelaskan bahwa setelah menggunakan metode penyinaran, buah naga yang dihasilkan juga semakin besar. Bunganya juga selalu ada dan jarang ada yang rusak. Selain itu, buah naga yang dihasilkan juga terasa lebih manis.

"Kami bisa panen terus sekarang. Dalam sebulan bisa 2 kali panen. Penghasilan jelas bertambah. Dengan harga buah naga Rp8.000/kg, dari yang sebelumnya saya dapat Rp1,8 juta per sekali panen, sekarang menjadi Rp2,4 juta. Alhamdulillah, sangat membantu sekali," tutur Sapi'i.

Sementara itu, Manager PLN Unit Layanan Pelanggan Praya Samrun Haji menjelaskan bahwa kedua kebun buah naga tersebut dilayani melalui program MCB On Game - Goes to Agriculture Market. Program itu dibuat khusus yang ditujukan bagi para pelaku usaha, khususnya di sektor agrikultura.

Program tersebut menawarkan fleksibilitas layanan listrik, di mana para pelaku usaha dilayani dengan listrik pra bayar sehingga dapat membeli token sesuai dengan kebutuhan listriknya.

"Daya yang terpasang untuk buah naga Pak Kadri dan pak Sapi'i total 5,5 kVA. Karena dilayani dengan program MCB On Game, jadi tidak perlu membayar Biaya Penyambungan," katanya.

Saat ini, di Provinsi NTB, total sebanyak 50 pelaku usaha di bidang agrikultura telah memanfaatkan program tersebut, terdiri atas sektor peternakan, perikanan dan kelautan, tambak dan juga perkebunan.

"Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan PLN untuk terus mendukung usaha yang berkelanjutan. Kami berharap, dapat membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi ini," kata Samrun.