ANHAR GONGGONG: TRANSAKSI POLITIK SUDAH KELEWATAN
Medan (ANTARA) - Guru Besar Universitas Indonesia Prof Anhar Gonggong mengatakan, tradisi transaksi dalam politik di Indonesia sudah "kelewatan".
"Transaksi dalam politik biasa, tetapi di Indonesia sudah kelewatan," katanya dalam dialog "Wawasan Kebangsaan Pancasila" di Aula Martabe Pemprov Sumut di Medan, Senin (24/1) malam.
Dialog itu diselenggarakan Lembaga Penggalang Persatuan dan Kesatuan Bangsa (LP2KB), Alumni Lemhannas Komisariat Wilayah Sumut, Yayasan Nabil dan Pemprov Sumut.
Anhar Gonggong mengatakan, banyaknya masalah yang melanda bangsa Indonesia karena sebagian besar elit politik nasional tidak lagi menunjukkan perilaku yang berwawasan kebangsaan.
Ironisnya lagi, sebagian besar elit politik nasional itu juga tidak pernah menjalankan prinsip-prinsip ketatanegaraan yang sesuai dengan Pancasila.
Sebagian kelompok selalu merasa paling benar dan paling hebat sehingga berupaya untuk menafikan kebenaran pihak lain.
"Republik ini `celaka` karena Pancasila tidak dijalankan dengan benar," katanya.
Sejarawan senior itu menambahkan, kurangnya wawasan kebangsaan Pancasila di kalangan politisi nasional dapat dilihat dari banyaknya transaksi kepentingan.
Memang dalam politik, hal itu tidak dapat dihindari karena berbedanya kepentingan yang muncul di kalangan anak bangsa.
Dalam faktanya, transaksi politik yang terjadi justru menafikan dua hal tersebut karena hanya bertujuan untuk mengutamakan kepentingan kelompok tertentu.
"Dalam politik memang selalu ada transaksi, tetapi di kita (bangsa Indonesia) kelewatan," katanya.
(*)