PENGUSAHA TAHU MATARAM KELUHKAN HARGA KEDELAI MAHAL

id

 

     Mataram, 9/2 (ANTARA) - Pengusaha tahu di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengeluhkan harga kedelai yang relatif mahal sejak beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan biaya produksi meningkat.

         "Harga kedelai dari Rp510 ribu naik menjadi Rp650 per kuintal . Kenaikan terjadi sejak satu bulan yang lalu," kata Sahwan, salah seorang pengusaha tahu, di Kelurahan Kekalik, Kota Mataram, Rabu.

         Ia mengatakan, selain harga kedelai yang kian melambung, bahan baku lainnya juga melonjak cukup tinggi, seperti harga garam dari Rp35 ribu naik menjadi Rp110 ribu per karung berisi 50 kilogram.

         Kenaikan berbagai jenis bahan baku tersebut membebani usahanya. Di satu sisi, harga tahu sulit untuk dinaikkan karena dikhawatirkan tidak akan laku terjual.

         "Harga bisa saja dinaikkan kalau pengusaha tahu di seluruh Kota Mataram, kompak menaikkan harga jual. Kalau saya menaikkan harga  sendiri, sementara pengusaha tahu lainnya tetap harga lama, bisa-bisa tahu saya tidak laku karena konsumen pasti memilih harga yang murah," ujarnya.

         Akibat tingginya harga bahan baku serta modal yang kurang, Sahwan mengaku untuk sementara berhenti memproduksi tahu, meskipun  tidak bisa memperoleh pendapatan harian.

         "Saya terpaksa membuat tahu sejak 20 hari lalu sehubungan  naiknya harga kedelai dan garam. Saya menganggur dulu, sambil menunggu harga kedelai turun," ujarnya.

         Kaswir, pengusaha tahu lainnya juga mengeluhkan tingginya harga kedelai yang cukup mahal. Namun, ia tetap memproduksi meskipun pendapatan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan sebelum harga kedelai naik.

         Ia mengaku tidak bisa mengatasi kenaikan harga kedelai dengan mengurangi takaran bahan baku, karena akan berdampak pada rasa dan kualitas tahu.

         "Harga jual sulit untuk dinaikkan. Meskipun demikian, saya tetap memproduksi tahu dengan kualitas terbaik. Saya tidak berani mengurangi takaran karena itu bisa merusak kepercayaan pelanggan," ujarnya.

         Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mataram Wartan, mengaku belum mengetahui secara pasti persoalan yang dihadapi para pengusaha tahu di Kelurahan Kekalik Mataram.

         "Saya belum tahu persis masalahnya kenapa pengusaha tahu di Kekalik mengeluhkan harga kedelai yang mahal, sementara  di Kelurahan Abian Tubuh yang juga sentra tahu tidak mengeluh. Besok saya akan coba telusuri masalahnya di mana," ujarnya. (*)