Pertamina menambah volume penyaluran solar bersubsidi di Lombok

id PT Pertamina,Solar Bersubsidi,Antrean Kendaraan

Pertamina menambah volume penyaluran solar bersubsidi di Lombok

Antrean para pengendara kendaraan roda dua dan empat yang akan mengisi bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Kota Mataram, NTB. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menambah volume penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi jenis solar sebanyak 160 kilo liter sebagai respon atas relatif tingginya permintaan masyarakat di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Kami sudah merespon dengan menambah sebanyak 160 kilo liter ke beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Pulau Lombok," kata Sales Area Manager Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V wilayah NTB, Mahfud Nadyo, di Mataram, Minggu.

Ia menyebutkan rata-rata penyaluran solar bersubsidi mencapai 210-220 kilo liter per hari. Dengan adanya penambahan sebanyak 160 kilo liter mulai 23 Juni 2021, maka volume penyaluran solar mencapai 380 kilo liter per hari.

Menurut Mahfud, tingginya permintaan solar bersubsidi akibat mulai menggeliatnya ekonomi masyarakat di Pulau Lombok, setelah Idul Fitri 1442 Hijriah. Salah satunya pembangunan proyek-proyek strategis nasional yang membutuhkan dukungan kendaraan pengangkut material berbahan bakar solar.

"Volume penambahan solar bersubsidi yang kami salurkan termasuk lumayan banyak. Penambahan penyaluran akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan," ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa stok bahan bakar minyak jenis solar untuk kebutuhan masyarakat di Pulau Lombok, masih aman karena suplai dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sanggaran, Bali, masih berjalan lancar.

"Kami melihat stok juga masih aman sehingga tidak perlu khawatir kalau butuh solar," ujarnya.

Terkait dengan antrean kendaraan di sejumlah SPBU, Mahfud mengakui hal tersebut, namun bukan karena faktor kelangkaan solar, melainkan karena kondisi area SPBU yang relatif tidak luas.

"Kondisi SPBU berbeda-beda, misalnya di Bengkel, SPBU tersebut standar cuma kebetulan ukuran kendaraan yang mau mengisi solar panjang, sehingga antrean dua tiga unit seolah-olah kelihatan panjang," ucapnya.