BI NTB punya program unggulan mencapai pertumbuhan ekonomi 6,27 persen

id Bank Indonesia,Pertumbuhan Ekonomi,Provinsi NTB

BI NTB punya program unggulan mencapai pertumbuhan ekonomi 6,27 persen

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat Heru Saptaji (kiri), menyaksikan penyerahan penghargaan oleh Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah (kiri tiga), kepada para pelaku UMKM dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2021, di Mataram, Rabu (24/11/2021). ANTARA/Awaludin

Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki program unggulan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi hingga 6,27 persen pada 2022 melalui peningkatan nilai tambah produk di berbagai sektor.

Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji di Mataram, Rabu menyebutkan peningkatan nilai tambah perekonomian khususnya pada tiga sektor prioritas, yakni pertanian, pertambangan, pariwisata termasuk industri kreatif untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di NTB.

"Kami memiliki program unggulan dalam rangka menyongsong dan memanfaatkan peluang pemulihan ekonomi NTB secara optimal dan bersiap dengan berbagai tantangan ke depan," kata Heru dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2021.

Ia mengatakan aktivitas perekonomian yang sudah mulai menggeliat perlu dipertahankan dan ditingkatkan, serta di sisi lain juga terdapat potensi kenaikan inflasi yang terjadi membutuhkan sinergi yang kuat satu sama lain dan inovasi untuk menciptakan solusi.

Pada 2022, Heru memperkirakan pertumbuhan ekonomi NTB pada kisaran 5,47 persen hingga 6,27 persen "year on year" (yoy) dibarengi tingkat inflasi pada kisaran 2,5 persen hingga 3,5 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2022 tersebut mengikuti trend membaiknya ekonomi NTB pada triwulan IV 2021, meskipun masih dalam kondisi pandemi COVID-19.

"Ekonomi NTB pada triwulan IV tahun ini pada kisaran 5,01-5,81 persen (yoy), dengan inflasi diperkirakan masih relatif in-line target inflasi nasional pada kisaran 1,81 hingga 2,41 persen (yoy)," ujarnya.

Menurut Heru, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 6,27 persen pada 2022, semua pihak harus mengawal program vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan guna mengendalikan penyebaran COVID-19.

Selain itu, Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB bersama pemerintah daerah dan instansi vertikal terkait terus berupaya mengembangkan pasar ekspor komoditas nontambang di wilayah NTB.

"Komoditas ekspor nontambang bisa menjadi mesin baru penggerak pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.