Indonesia dikenal sebagai bangsa yang multikultural dalam suku bangsa dan budaya. Agar tetap abadi, budaya memerlukan proses penyampaian informasi yang berkelanjutan antar-generasi. Dengan demikian, kemampuan literasi menjadi prasyarat pengembangan agar budaya dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat.
Adin menambahkan Perpusnas sebagai lembaga pengelola informasi mempunyai kepentingan untuk menerapkan kemampuan literasi terapan berbasis konten lokal sebagai penyampaian nilai budaya. Nilai baik dalam keseharian masyarakat disampaikan melalui cerita-cerita yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.Upaya tersebut perlu dilakukan mengingat pengetahuan yang tercipta melalui konten lokal (kedaerahan) adalah sesuatu yang asli, karena tumbuh dan berkembang secara organik di masyarakat. Melalui penulisan mengenai pengetahuan yang berkembang di masyarakat, semakin menasbihkan perpustakaan sebagai rumah bagi ilmu pengetahuan.
Baca juga: Kominfo mengajak anak muda proaktif ikut pengembangan talenta digital
Baca juga: Era media sosial disebut sebagai matinya era ruang privat
Baca juga: Kominfo mengajak anak muda proaktif ikut pengembangan talenta digital
Baca juga: Era media sosial disebut sebagai matinya era ruang privat
“Ekosistem ilmu pengetahuan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat menjadi elemen penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan,” tambah Adin.
Kajian Literasi Terapan Berbasis Konten Lokal kini memasuki tahun kedua pelaksanaan. Pada 2021, kegiatan tersebut menghasilkan 15 karya terbaik.Pendaftaran sayembara dibuka 30 Mei dan berakhir pada 29 Juli 2022. Sebanyak 15 pemenang sayembara akan mendapatkan hadiah masing-masing Rp20 juta. Seluruh peserta yang berkeinginan mengikuti bisa mengklik tautan https://pappbb.perpusnas.go.id/literasiterapan atau lini media sosial Perpusnas.