Rusia menghancurkan depot senjata Barat di Ukraina

id ukraina,rusia

Rusia menghancurkan depot senjata Barat di Ukraina

Arsip - Warga melintasi jalan yang kosong saat asap dari pengeboman terlihat di latar belakang, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di kota Lysychansk, wilayah Luhansk, Ukraina, 10 Juni 2022. (ANTARA/Reuters/Oleksandr Ratushniak/as)

Kiev (ANTARA) - Pasukan Rusia menembakkan rudal-rudal jelajah untuk menghancurkan sebuah depot besar berisi senjata bantuan dari Amerika Serikat dan Eropa di wilayah Ternopil, Ukraina barat, Interfax melaporkan, Minggu.

Gubernur Ternopil mengatakan sebuah roket yang dilepaskan dari Laut Hitam menghantam kota Chortkiv, menghancurkan sebagian fasilitas militer dan melukai 22 orang.

Seorang pejabat setempat mengatakan tidak ada senjata yang disimpan di sana.

Moskow berkali-kali mengecam AS dan negara-negara lain karena memasok senjata ke Ukraina.

Presiden Vladimir Putin mengatakan awal bulan ini bahwa Rusia akan menyerang target-target baru jika Barat mengirimi Ukraina rudal dengan jangkauan lebih jauh untuk digunakan dengan sistem roket bergerak berketepatan tinggi.

Para pemimpin Ukraina baru-baru ini telah meminta kepada negara-negara Barat untuk mempercepat pengiriman senjata berat ketika pasukan Rusia menyerang wilayah timur dengan artileri.

Sievierodonetsk telah menjadi pusat pertempuran untuk memperebutkan kendali atas wilayah industri Donbas di Ukraina timur, yang mencakup provinsi Luhansk dan Donetsk.

Sebagian kota itu hancur dalam sejumlah pertempuran paling berdarah sejak Rusia mulai menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Gubernur Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan pada Minggu bahwa tentara Ukraina dan Rusia masih bertempur di jalan-jalan Sievierodonetsk.

Dia mengatakan meski pasukan Rusia telah merebut sebagian besar kota, tentara Ukraina masih menguasai kawasan industri dan pabrik kimia di mana ratusan warga sipil berlindung.

Rusia mengalihkan serangannya ke Donbas, tempat para separatis pro Rusia mengendalikan sepetak wilayah sejak 2014.

Ukraina sebelumnya mengatakan sekitar 800 orang bersembunyi di tempat-tempat perlindungan di bawah pabrik Azot. Mereka terdiri dari karyawan pabrik dan penduduk kota.

"Tak seorang pun bisa mengatakan apakah ada korban di sana dan berapa jumlahnya dalam 24 jam terakhir di Sievierodonetsk, di mana pertempuran sengit masih berlangsung," kata Gaidai di aplikasi pesan Telegram, Minggu.

"Setiap orang ingin dievakuasi sekarang, mungkin, tetapi sejauh ini tak ada kemungkinan (itu)," katanya.

Di Lysychansk, kota kembaran Sievierodonetsk di seberang Sungai Donets, seorang wanita tewas dalam pengeboman Rusia, sementara empat rumah dan sebuah pusat perbelanjaan hancur, kata Gaidai.

Di Sievierodonetsk selatan dan barat daya, pasukan Rusia menembakkan mortir dan artileri di sekitar permukiman, menurut informasi dari kantor staf umum Ukraina.

Namun kantor itu mengatakan pasukan Ukraina telah mencegah upaya Rusia untuk bergerak ke arah beberapa permukiman.

Pasukan Ukraina terbukti lebih tangguh daripada yang diperkirakan, tetapi Institut Studi Peperangan di AS mengatakan bahwa ketika mereka menggunakan cadangan terakhir senjata dan amunisi era Soviet, mereka akan memerlukan dukungan Barat secara konsisten.

Laporan Interfax pada Minggu mengatakan pasukan Rusia telah menggunakan rudal jelajah untuk menyerang depot besar itu.

Rusia juga dikabarkan telah menembak jatuh tiga jet tempur SU-25 Ukraina di dekat Donetsk dan Kharkiv, Ukraina timur.

Otoritas Rusia mulai membagikan paspor Rusia di kota Ukraina yang diduduki, Kherson dan Melitopol, menurut kantor berita Rusia. Tidak diketahui berapa banyak yang dibagikan.

Sumber: Reuters





 







Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rusia klaim hancurkan depot senjata Barat di Ukraina