Suara Surabaya: Blue print jurnalisme partisipatif dan transformasi media warga

id Suara Surabaya,Blue print jurnalisme partisipatif ,transformasi media warga,AI Oleh Eddy Prastyo *)

Suara Surabaya: Blue print jurnalisme partisipatif dan transformasi media warga

Editor in Chief Suara Surabaya Media, Eddy Prastyo  (ANTARA/HO - Doc Eddy Prastyo )

Mataram (ANTARA) - Suara Surabaya (SS) di beberapa tahun setelah kelahirannya 11 Juni 1983, telah menjadi salah satu aktivator radio partisipatif di Indonesia. Dengan motto “news, interaktif, solutif”, SS mengubah peran radio tradisional menjadi jembatan penghubung masyarakat dengan solusi atas berbagai masalah sosial. Inti strategi awal SS adalah memanfaatkan interaksi pendengar via telepon: program call-in seperti Kelana Kota menjadi wadah keluhan dan informasi warga sehari-hari.

Contohnya, pendengar aktif melaporkan kecelakaan, kehilangan, atau kejahatan, dan stasiun langsung menyiarkan isu-isu itu untuk dicarikan solusinya. Kapasitas interaksi sangat tinggi – Kompas melaporkan lebih dari 800 panggilan per hari antara penyiar dan pendengar.

Informasi warga ini bahkan direspon aparat: mobil yang hilang berhasil ditemukan dan pelaku kejahatan ditangkap berkat tips pendengar. Integrasi media juga dimulai, misalnya SS memanfaatkan media sosial dan aplikasi mobile untuk menyebarkan laporan publik.

Dalam era ini SS berperan sebagai problem solver: tidak hanya menyampaikan berita tetapi ikut menggerakkan aksi bersama warga.

* Inovasi Interaktif: Dari periode awal kelahirannya, SS mengedepankan partisipasi publik – menyulut antusiasme pendengar untuk berbagi informasi.

* Keterlibatan Pendengar: Pada hari tertentu interaksi siaran bisa mencapai ratusan panggilan. Misalnya, Kompas (2019) mencatat lebih dari 800 panggilan sehari. Topik utamanya: arus lalu lintas, kehilangan kendaraan, orang hilang, hingga laporan tindak kriminal. Informasi ini langsung dibagikan ke seluruh pendengar secara real-time.

* Dampak Kebijakan: Laporan warga di SS seringkali memicu tanggapan pemerintah. Misalnya, Kelana Kota meliput rencana demo soal jukir liar sehingga Wali Kota Surabaya turun tangan menjelaskan persoalan itu secara terbuka. Dalam kasus lain, keluhan penduduk tentang e-KTP tertunda ditindaklanjuti ke dinas terkait, memperlihatkan dampak langsung peran SS dalam mengkonversi laporan warga menjadi intervensi kebijakan.

* Kepercayaan Masyarakat: Maksum jurnalis senior yang juga mantan redaktur Jawa Pos menekankan bahwa keberhasilan SS karena melibatkan warga dalam liputan. Ia menggambarkan SS sebagai media yang langsung terlibat memecahkan masalah bersama warga, bukan hanya media pengabari. Dengan cara ini, SS membangun sense of trust tinggi; para pendengar merasa berita yang disiarkan benar-benar berdasarkan kebutuhan nyata mereka.

1998–2011: Era Errol Jonathans – Advokasi Publik dan Solusi Sosial

Di bawah pimpinan Errol Jonathans, SS mengembangkan konsep “radio solusi” lebih jauh. Errol dikenal sebagai pelopor jurnalisme interaktif yang visioner. Pendekatan Errol adalah menggerakkan masyarakat, bukan sekadar mengabarkan informasi.

Contohnya, pemberitaan mengenai Lumpur Lapindo sejak 2006. Pada masa itu, Suara Surabaya menjadi tumpuan. Bukan hanya informasi, tapi suara-suara batin masyarakat terdampak, sektor usaha, bahkan pemerintah daerah sampai pusat.

Di masa-masa awalnya, pemberitaan hanya berjalan dalam satu sudut pandang : realita mata telanjang dan suara jernih masyarakat terdampak. Tidak ada suara-suara penyeimbang dari pihak pengelola wilayah konsesi tambang, dan sedikit dari pemerintah. Masa itu, begitu sedikit pengetahuan yang bisa dijangkau dari fenomena masif tersebut.

Waktu berjalan, Suara Surabaya Media menjadi salah satu referensi utama peristiwa tersebut. Bahkan sampai beberapa kali pemimoin tertinggi negara ini, Susilo Bambang Yudhono Presiden merasa perlu bersuara langsung untuk memberikan penjelasan lewat SS. Bahkan apa yang keluar dari media ini menjadi "sarapan pagi" yang sudah disiapkan tim komunikasi media Istana Kepresidenan saat itu.

Media ini menjadi advokat publik: setiap isu warga diolah menjadi liputan yang mendesak pemerintah bertindak.

* Solusi Sosial: SS tak hanya melaporkan masalah, tapi membantu menyelesaikannya. Misalnya, kasus e-KTP di atas menunjukkan SS mampu mendorong tindakan administratif dengan cepat. Praktik ini memperkuat reputasi SS sebagai problem solver dan memupuk kepercayaan publik (warga merasa manfaat nyata dari siaran SS).

* Gerakan Komunitas: Banyak pendengar SS juga terlibat gerakan sosial. Liputan Kelana Kota kerap memicu aksi bersama, seperti solidaritas relawan membantu korban bencana yang digalang melalui radio. Errol sendiri sering menegaskan, kekuatan SS adalah membuat pendengar ikut “bergerak” secara emosional dan logis.

* Kepercayaan Publik: Keberhasilan SS pada era ini meningkatkan trust publik. Menurut Aiman Witjaksono jurnalis senior, SS tidak membangun kepercayaan dalam waktu singkat – kepercayaan tersebut “42 tahun dibangun”. Setelah empat dekade, masyarakat sudah merasakan manfaat nyata dari kerja SS, sehingga keberadaannya dianggap vital dalam ekosistem informasi lokal.

* Terobosan Konten: Errol juga mendorong liputan warga lebih proaktif. Wartawan senior Maksum mencatat bahwa SS terbiasa menyiarkan liputan warga secara instan (telepon, SMS, aplikasi mobile) layaknya liputan wartawan sendiri. Strategi ini menciptakan hubungan timbal balik kuat: pendengar bangga berkontribusi, sementara SS mendapat data penting untuk pemberitaan.

2012–2020 : Digitalisasi dan Media Baru

Mulai tahun 2012, SS memasuki era digital. Perusahaan resmi membentuk Divisi New Media untuk mengelola konten multiplatform. Sejak 1999 sebenarnya SS sudah bereksperimen dengan konvergensi digital: portal berita suarasurabaya.net diluncurkan sebagai arsip siaran on-demand, diikuti video streaming siaran pada 2008 dan aktivitas media sosial sejak 2009 (Facebook “E100”, Twitter).

Divisi New Media mengelola berbagai kanal: situs web, akun Facebook (E100), Twitter (@e100ss), Instagram & TikTok (@suarasurabayamedia), serta kanal YouTube Suara Surabaya Media.

* Ekspansi Digital: Pendekatan multiplatform terbukti memperluas jangkauan. SS tidak hanya tersiar di radio FM 100 MHz, tetapi berita dan laporan warga tersedia online 24/7. Saluran YouTube mereka kini menembus 100.000 subscriber (akhir 2024), menandai tingginya engagement digital. Media sosial SS juga aktif mengangkat kisah-kisah warga (open branding): misalnya menayangkan testimoni kesuksesan masyarakat yang dibantu SS, memperkuat visibility model keberhasilan mereka.

* Teknologi Data : Di era ini SS mulai menjajaki perintisan data besar (big data) dan kecerdasan buatan. Pemprov Jatim bahkan mendorong penggunaan AI untuk analisis kebijakan publik, dan SS turut mengadopsi alat digital untuk analisa tren berita dan feedback pendengar. Fitur Visual Radio menampilkan gambar dinamis, diantaranya situasi lalu lintas dan kejadian yang dilaporkan warga secara real-time, membantu penyiar dan pendengar memvisualisasikan data secara instan.

* Pertumbuhan Audiens: Transformasi digital mendongkrak audiens SS. Selain YouTube 100k subs, halaman Facebook E100 kini memiliki jutaan pengikut, dan akun Instagram resmi SS mendekati 1 juta follower. Efeknya, engagement pendengar meningkat signifikan: lebih banyak laporan masuk via chat dan media sosial, serta komunikasi dua-arah yang lebih intens. Data Nielsen menunjukkan radio massa masih relevan, dan SS menjadi contoh bagaimana media tradisional dapat hidup berdampingan dengan platform digital.

* Kemandirian Konten: Dengan memanfaatkan digital, SS menerapkan open branding: keberhasilan warga yang diangkat menjadi konten media. Kejadian seperti penyelamatan korban oleh relawan ditemukan melalui penyiaran publik SS sering dijadikan berita unggulan, sekaligus bukti nyata dampak positif program SS. Pendekatan ini tak hanya mengundang simpati, tetapi juga menjadi cara membangun kredibilitas sebagai media interaktif terpercaya.

2021-Sekarang : Setelah Errol Jonathans Tiada

Di tengah pandemi, manajemen memutuskan untuk menyatukan tiga divisi : On Air, Newsroom, dan New Media — menjadi satu tim produksi terpadu.

Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan dampak informasi sekaligus mempermudah rentang kendali organisasi yang harus bekerja dari rumah. Suara Surabaya kemudian meluncurkan berbagai gerakan kolaboratif:

* “Bergerak dari Rumah,”
Konsorsium puluhan komunitas sosial, NGO, organisasi profesi, dan individu yang terorganisasi melibatkan Pemimpin Redaksi Suara Surabaya Media sebagai steering committe. Berdiri di masa-masa awal pandemi Covid-19, bertujuan sosialisasi pengetahuan mengenai Covid-19, melakukan advokasi kesehatan masyarakat, dan menggalang dana sebagai bantalan sosial akibat hantaman pandemi di masa awal.

* “Keluarga Bangkit” dan “Indonesia Bangkit,”
Kolaborasi dengan Universitas Surabaya memberikan contoh-contoh baik resiliensi di masa pandemi. Awalnya merupakan semacam "Warrior Hunting", mencsri keluarga-keluarga inspiratif yang mampu bertahan di tengah hantaman pandemi, karena berani bergerak secara aman, kreatif dalam membangun kembali puing-puing harapan, dan menunjukkan pertumbuhan yang berarti. Kemudian dipilih beberapa kandidat dengan story yang bermakna dan dijadikan materi media dengan pendekatan jurnalisme inspirasi. Cara yang sama dikembangkan dalam "Indonesia Bangkit" dengan skup lebih luas.

* “Surabaya Bergerak.”
Sebuah inisiatif yang muncul akibat permasalahan banjir di Kota Surabaya, yang setelah ditelaah ternyata berakar dari minimnya anggaran pembangunan dan perawatan saluran-saluran air primer dan sekunder. Di sisi lain, kebiasaan masyarakat Surabaya kerja bakti ternyata sudah 2 tahun berhenti karena pandemi. Ini menimbulkan masalah kompleks di seluruh saluran air yang berdampak pada banjir besar di tahun 2022.

Walikota Surabaya bersama Pemimpin Redaksi Suara Surabaya kemudian berdiskusi dan memunculkan gagasan tentang kolaborasi semesta untuk menangani saluran air tersier melibatkan RT dan RW di Surabaya. Sedangkan saluran primer-sekunder ditangani dengan sumber daya Pemkot Surabaya.

Suara Surabaya berperan sebagai endorser gerakan dilapisi nilai "ego Arek Suroboyo" gerakan ekologis ini berhasil mengonsolidasi hampir separuh dari sekitar 9 ribu lebih RT di Surabaya secara sukarela bergabung dalam gerakan ini. Sampai sekarang, gerakan ini masih berlangsung setiap hari Minggu dan jumlah partisipasi RT terus meningkat.

Cerita ini diendus Free Press Unlimited sebagai contoh baik resiliensi media massa yang mengambil inisiatif demi publik di masa pandemi yang berlangsung di DEn Haag awal 2023. Pemimpin Redaksi Suara Surabaya Media menjadi salah satu pembicara utama dalam The Summit for Democracy, konferensi internasional yang melibatkan pers internasional, tokoh masyarakat sipil global, dan perwakilan pemerintah negara penganut demokrasi.

* Kombinasi Pendekatan On Media-Off Media Dalam Pemecahan Masalah Publik
Contohnya, melalui Forum Grup Diskusi Wawasan Series bertema "Curanmor" yang sudah 2 kali digelar sejak 2024-2025. Redaksi memfasilitasi dialog warga, aparat, dan pemangku kepentingan, sembari menyiarkan diskusi itu di radio. Setelah itu, redaksi terus mengawal komitmen bersama hasil FGD sehingga solusi kolaboratif yang dirumuskan benar-benar dijalankan.

Perbandingan Model Internasional

Model SS menunjukkan keselarasan dengan media interaktif global. Sebagai contoh, WNYC (New York Public Radio)di AS aktif menggelar community events dan program relawan untuk merefleksikan suara publik ke dalam konten siaran. Serupa dengan SS, WNYC memanfaatkan hubungan dekat dengan komunitas lokal (melalui acara dan volunteer ambassadors) untuk menjaga relevansi berita.

Di Britania, BBC Local Democracy Reporting Service (LDRS) mendanai wartawan lokal demi meningkatkan liputan isu pemerintahan daerah. Skema LDRS memungkinkan cerita lokal tersebar luas ke ratusan media, serupa dengan cara SS menyebarkan laporan warga kepada pemerintah dan publik. Sedangkan Ushahidi di Kenya adalah platform teknologi crowdsourcing yang mengumpulkan data warga untuk solusi bersama. Ushahidi memetakan laporan warga secara real-time, mirip filosofi SS mengandalkan informasi terstruktur dari masyarakat untuk memberdayakan komunitas.

Ketiga contoh ini menekankan prinsip yang sama: mengangkat suara masyarakat sebagai bahan utama pemberitaan dan aksi sosial.

* WNYC (AS): Pendengar dilibatkan melalui acara komunitas dan program relawan, membantu WNYC mengembangkan konten sesuai aspirasi publik.

* BBC LDR (UK): Skema BBC ini mempekerjakan reporter lokal untuk meliput pemerintahan daerah, meningkatkan akuntabilitas publik. Liputannya dibagikan ke berbagai outlet media.

* Ushahidi (Kenya): Platform crowdsourcing yang mengumpulkan laporan warga (mis. bencana atau kasus korupsi) untuk divisualisasikan di peta, memberdayakan masyarakat dalam mencari solusi.

Pendekatan SS mengedepankan partisipasi warga, platform multimedia, dan penyelesaian masalah, sejalan dengan model-model ini. Seperti WNYC dan Ushahidi, SS menempatkan warga di pusat proses media; seperti BBC LDR, SS berkolaborasi erat dengan institusi publik untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas.

Kesimpulan: Blueprint Praktis Suara Surabaya

Jejak 42 tahun SS mengandung pelajaran penting bagi siapa saja yang ingin mengembangkan media interaktif lokal:

* Libatkan Warga Secara Aktif: SS membuktikan kekuatan siaran dua-arah – menyiarkan laporan warga, kemudian melibatkan pendengar menyelesaikan masalah bersama. Misalnya, ribuan panggilan harian SS membantu polisi menemukan mobil curian. Prinsip serupa dapat diterapkan oleh media lain: dorong warga melapor, publikasikan, lalu ikut bantu cari solusi.

* Gabungkan Media Tradisional dan Digital: SS mengintegrasikan radio, situs web, dan media sosial untuk omnichannel outreach. Transformasi digital (portal berita online sejak 1999, media sosial aktif sejak 2009) menjaga relevansi SS di era internet. Hal ini sejalan strategi internasional seperti WNYC yang memanfaatkan event on-airdan online, atau Ushahidi yang mengumpulkan data digital secara real-time.

* Fokus pada Dampak Nyata dan Langsung : SS bukan sekadar melaporkan, tetapi menindaklanjuti. Kasus e-KTP dan pencarian pamannya menunjukkan efektivitas “jurnalistik solusi” SS. Demikian pula, LDR BBC mensyaratkan liputan isu-isu lokal konkret. Media harus memastikan berita yang diangkat mendorong perubahan: mempublikasikan kisah keberhasilan warga (open branding) akan meningkatkan kepercayaan audiens.

* Gunakan Data dan Teknologi: SS mulai merintis analisis big data dan AI sederhana untuk meningkatkan kualitas layanan. Tren ini sejalan dengan dukungan pemerintah (misalnya Jatim mendorong AI untuk pelayanan publik). Visualisasi data (contoh: infografis kecelakaan lalu lintas) membantu pendengar memahami isu lebih baik. Prinsipnya: manfaatkan teknologi untuk memproses laporan warga lebih cepat dan akurat, serupa platform Ushahidi yang memetakan informasi warga secara otomatis.

* Jagalah Integritas Jurnalistik: Errol Jonathans selalu menekankan pentingnya prinsip jurnalisme dalam setiap inovasi. Pendekatan SS yang jujur dan solutif telah membangun reputasi terpercaya; ini sesuai nilai-nilai internasional seperti yang ditegaskan WNYC bahwa keberanian dan keakuratan jurnalis lokal adalah kunci kredibilitas.

Dengan menerapkan kombinasi partisipasi publik, inovasi teknis, dan dedikasi jurnalistik, terbukti efektif dalam ekosistem ruang dan waktu yang dilayani SS. Model ini menunjukkan bahwa mengangkat suara warga secara aktif dan mengolahnya menjadi aksi nyata (bukan sekadar informasi pasif) adalah blueprint untuk media interaktif yang efektif di era modern dengan pendekatan masing-masing lokal.


*) Penulis adalah Editor in Chief | Suara Surabaya Media |

Meneruskan nilai baik lewat harapan, kata-kata, dan aksi langsung yang kolaboratif

Catatan Penulis :
Pencarian dan kurasi data relevan di internet dilakukan oleh Gemini dan ChatGPT dengan editing dan verifikasi penulis.

Baca juga: Radio masa depan: Dari ruang redaksi digital ke ekosistem resonansi publik (Bagian 1)
Baca juga: Antara algoritma dan getar suara manusia: Masa depan penyiar radio di Indonesia (Bagian 2)
Baca juga: Radio 2045 positioning : The last trusted voice in the city (Bagian 3)



COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.