Jakarta (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNiversitas Negeri Semarang Prof Tandiyo Rahayu mengingatkan bahwa "mindset" atau pola pikir terhadap pembinaan olahraga harus diubah demi peningkatan prestasi keolahragaan Indonesia yang lebih baik. "Kita sudah terlambat sekian puluh tahun. 'Mindset' pembinaan (olahraga) harus diubah," kata Tandiyo, saat dihubungi di Semarang, Kamis.
Hal tersebut disampaikannya merefleksikan peringatan ke-39 Hari Olahraga Nasional pada 9 September 2022 yang mengambil tema besar "Bersama Cetak Juara". "Saat ini, pembinaan keolahragaan nasional mulai menemukan bentuknya dan menuju ke arah yang benar, yaitu ketetapan target prestasi di Olympic Games," kata Tandiyo, saat dihubungi di Semarang, Kamis.
Menurut Tandiyo, ajang olahraga regional, seperti SEA Games dan Asian Games jangan dijadikan semata sebagai target utama, melainkan target antara untuk mencapai prestasi yang lebih di ajang yang lebih tinggi, yakni Olimpiade. "SEA Games dan Asian Games harus diletakkan sebagai target antara, dan harus berani menempatkan PON (Pekan Olahraga Nasional) sebagai mata rantai pembinaan usia muda," kata Tandiyo semasa menjadi atlet pernah menjajal beberapa cabang olahraga itu.
Baca juga: Hari Olahraga Nasional dan upaya membangun karakter bangsa
Baca juga: Wapres minta situs olahraga produktif tingkatkan prestasi
Berkaitan dengan pembinaan olahraga, Tandiyo mengaitkannya dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang diluncurkan pada Haornas 2021 sudah mulai terlihat wujud implementasinya saat ini. "DBON akan segera berusia satu tahun. Dalam masa satu tahun ini, inisiasi implementasi (DBON) telah mulai ada wujudnya. Memang bukan hal yang mudah untuk keluar dari zona nyaman pembinaan prestasi yang telah dijalani puluhan tahun," katanya.
Tandiyo menegaskan bahwa implementasi DBON memang akan membongkar zona nyaman tersebut meski memang tidak mudah untuk melaksanakannya. "Sekali lagi, ini bukan hal yang mudah. Saya salut dengan keteguhan Menpora yang menginisiasi DBON dan secara konsisten menjadikan DBON sebagai pedoman utama yang memberi arah pembinaan," katanya.
Saat ini, kata dia, telah disiapkan empat sentra pembinaan olahragawan muda potensial yang dilekatkan di perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Ilmu Keolahragaan, yaitu Unnes, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
"Insya Allah mulai beraktivitas pada 9 September 2022 ini. Di sentra ini akan dibina atlet-atlet usia muda dari cabang olahraga unggulan, yakni cabang olahraga yang berpotensi untuk bersaing di level Olimpiade," kata Tandiyo.