BUPATI KLU AJAK PETANI PERKEBUNAN LAKUKAN DIVERSIFIKASI TANAMAN

id

     Mataram (ANTARA) - Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu, mengajak para petani tanaman perkebunan melakukan diversifikasi tanaman untuk menghindari kerugian ketika komoditas utama yang diusahakan gagal memberikan keuntungan.

     "Di samping upaya memperluas areal tanam, petani cengkih, kopi maupun coklat juga harus menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan sehingga ada pendapatan lain," katanya pada acara panen raya cengkih, di Dusun Batu Ringgit, Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.

     Acara tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar, serta Asisten Tata Praja Setda NTB Ridwan Hidayat mewakili Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, Kepala Dinas Perkebunan NTB Hj Hartina, Kepala Dinas Kehutanan NTB H Abdul Hakim, Kepala Badan Ketahanan Pangan NTB Hj Husnanidiaty Nurdin dan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Syamsul Hedar.

     Menurut Djohan, komoditas perkebunan cukup potensial untuk menekan angka kemiskinan yang mencapai 42,13 persen dari total penduduk Kabupaten Lombok Utara sebanyak 200.072 jiwa.

     Beberapa jenis komoditas perkebunan yang sudah berkembang di Kabupaten Lombok Utara, seperti cengkih, kakao, kopi dan mente.

     Khusus untuk komoditas cengkih, luas lahan tanam di Kabupaten Lombok Utara sekitar 1.000 hektare (ha), yang tersebar di Desa Gangga, 700 ha dan Desa Bentek 300 ha.

     Total produksi dalam satu kali panen mencapai 1,5 hingga dua ton per ha dalam bentuk cengkih kering dengan harga jual mencapai Rp80 ribu per kilogram.

     Djohan mengatakan, uang beredar dari hasil panen cengkih dalam satu kali panen di dua desa yang menjadi sentra produksi, yakni Desa Gangga dan Desa Bentek sekitar Rp119 miliar.

     "Sumber daya alam di Kabupaten Lombok Utara cukup beragam dan memiliki nilai ekonomi. Masyarakat tinggal menikmati dan memelihara untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya," ujarnya.

     Kekayaan alam yang sudah tersedia, kata dia, bisa menjadi sumber penghidupan sekaligus menjadi alat untuk mengurangi angka kemiskinan di kabupaten yang baru berusia empat tahun tersebut.

     Ia juga berharap kepada Pemerintah Provinsi NTB untuk ikut membantu mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi Kabupaten Lombok Utara sebagai kabupaten termuda di NTB.

     Berbagai persoalan yang dihadapi seperti masalah pertanian, perkebunan, kesehatan, pendidikan dan masalah penanggulangan kemiskinan.

     "Kami sudah sepakat dengan Badan Penanggulangan Kemiskinan NTB untuk bisa menekan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lombok Utara sebesar dua persen per tahun. Itu ikhtiar kami," katanya. (*)