INVESTOR BERNIAT BANGUN KILANG DI SELAT LOMBOK

id

     Mataram, 25/7 (ANTARA) - Investor perminyakan berniat membangun kilang minyak di Selat Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), agar memudahkan jangkauan kapal-kapal tanker internasional untuk merapat ke selat yang berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.
     "Sudah ada investor yang berniat membangun kilang minyak di Selat Lombok yang berada di ALKI II itu," kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Eko Bambang Sutedjo, di Mataram, Rabu.
     Ia mengatakan, kilang minyak itu merupakan lokasi pengolahan "crude oil" menjadi berbagai produk, yang dikelompokkan dalam dua jenis yakni proses fisis dan kimia. 
     Proses fisis yakni pengolahan atau pemisahan minyak bumi dan turunannya, tanpa merubah struktur kimia dari komponen-komponen minyak bumi tersebut, atau proses yang terjadi berupa proses fisika saja seperti distilasi, ekstraksi, dan kristalisasi.
     Sementara proses kimia merupakan proses pengolahan minyak bumi dan turunannya dengan merubah struktur kimia dari komponen minyak bumi tersebut. Perubahan tersebut dapat berupa pemisahan rantai (cracking), peruraian, atau penggabungan komponen minyak bumi, seperti "cracking", "reforming", "hydrotreating", alkilasi, dan polimerisasi.
     "Jadi, yang diminati investor itu yakni pembangunan kilang untuk 'refinery', bukan produksi minyak. Itulah mungkin belakangan ini menyebar informasi kalau Bakrie Group hendak membangun kilang di Selat Lombok," ujarnya.
     Informasi yang berkembang menyebutkan bahwa Bakrie Group sedang melakukan proses pembelian ribuan hektare lahan di Kabupaten Lombok Utara, terkait rencana investasi kilang minyak itu.   
     Menurut Eko, keberadaan kilang minyak di Selat Lombok, akan sangat memudahkan arus lalu lintas kapal tangker dari berbagai benua, karena Selat Lombok berada di jalur ALKI II.
     "Saya kira Bakrie Group melirik potensi pembangunan kilang di Selat Lombok, bukan pengeboran minyak, karena cukup strategis untuk arus lalu lintas kapal tanker internasional," ujarnya.
     Sejauh ini, teridentifikasi tiga lokasi ladang minyak yang relatif dekat dengan Pulau Lombok dan Sumbawa, NTB, yakni Sumur Sawangan atau Northern Java Basin, East Java Lombok Basin, dan North Sumbawa 2.
     Northern Java Basin sekitar 25 mill lepas pantai Pulau Lombok, East Java Lombok Basin sekitar 11,9 mill lepas pantai Pulau Lombok, dan North Sumbawa 2 sekitar 11 mill dari Pulau Sumbawa.
     Namun, baru satu ladang atau Northern Java Basin yang diketahui potensi produksinya yakni dapat mencapai 936 barel  minyak dan gas per hari, sesuai hasil kajian BP Migas yang kini dijadikan acuan untuk produksi di ladang minyak itu. (*)