Mataram, (ANTARA) - PT Bank NTB terus berupaya mengurangi kredit konsumtif dan mendorong pertumbuhan pembiayaan untuk sektor produktif yang dinilai mampu menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.
"Kami terus berupaya mendorong penyaluran kredit ke sektor produktif. Namun itu bertahap," kata Direktur Utama PT Bank NTB H Komari Subakir usai mengikuti kegiatan diskusi perkembangan terkini, tantangan dan prospek ekonomi Indonesia di Mataram, Kamis.
Kegiatan yang digelar Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTB tersebut menghadirkan narasumber Dr Piter Abdullah dari Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia dengan peserta dari kalangan perbankan, pengusaha dan instansi pemerintah serta wartawan.
Subakir mengakui, kredit yang dikucurkan selama ini lebih banyak ke sektor konsumtif, terutama untuk kalangan pegawai negeri sipil (PNS). Hal itu dilakukan karena sektor produktif harus betul-betul memiliki prospek bagus untuk menghindari kemacetan kredit.
PT Bank NTB mencatat total kredit konsumtif yang disalurkan selama 2011 mencapai Rp2,06 triliun atau lebih besar dibandingkan dengan sektor produktif senilai Rp653,88 miliar.
Meskipun penyaluran kredit konsumtif cukup tinggi, namun pertumbuhan kredit produktif pada 2011 mencapai 89 persen.
Pertumbuhan kredit produktif di Bank NTB ditopang oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), kredit untuk penggemukan sapi (KUPS) dan kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE).
Pertumbuhan kredit produktif ikut andil besar terhadap pencapaian laba tahun berjalan senilai Rp141,425 miliar atau tumbuh sebesar 14,13 persen. Laba itu diperoleh setelah dipotong pajak.
"Kami tetap berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi NTB dengan memperbesar penyaluran kredit produktif yang sudah tumbuh positif," ujarnya.
(*)