Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Amerika Serikat terus menjalin kerja sama erat dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca yang diharapkan dapat mendukung penyerapan bersih emisi sektor kehutanan dan penggunaan lahan (FoLU Net Sink) 2030.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto mengatakan Indonesia-AS memiliki sejarah panjang kerja sama di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Kerja sama terbaru ditandatangani pada Mei 2022 tentang dukungan FoLU Net Sink 2030.
"Kami berharap kerja sama yang terjalin bisa semakin kuat untuk mendukung agenda Indonesia FoLU Net Sink 2030," ujar Dirjen PHL Agus dalam dialog di Paviliun Indonesia COP-27 di Mesir, Selasa waktu setempat (15/11).
Agus menjelaskan Indonesia berkomitmen mencapai tingkat penyerapan gas rumah kaca (GRK) lebih tinggi atau seimbang dibandingkan emisi di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FoLU) pada 2030. Indonesia menargetkan mencapai tingkat emisi minus 140 juta ton CO2 ekuivalen di sektor itu. Agenda FoLU Net Sink 2030 sendiri akan menjadi penyokong pengurangan emisi GRK Indonesia yang tertuang di dokumen Nationally Determined Contributions (NDC). "Kami optimis target tersebut tercapai karena agenda FoLU Net Sink dirancang berdasarkan pengalaman selama 7 tahun terakhir," ujar Agus.
KLHK telah menyiapkan sejumlah strategi yang terdiri atas pencegahan deforestasi, pengurangan degradasi hutan, perlindungan dan restorasi gambut, serta mengakselerasi penyerapan karbon dengan meningkatkan aforestasi dan reforestasi.
Dalam dialog itu juga hadir Lead for Partnership and Initiative Departement Office of Global Change AS Christine Dragisic yang mengatakan AS senang bisa bekerja sama dengan Indonesia untuk pengurangan emisi karbon melalui FoLU Net Sink.
Baca juga: Dubes Iran untuk PBB: Pembunuhan Soleimani "sama saja" dengan perang
Dia menjelaskan dukungan AS kepada Indonesia selama ini disalurkan melalui berbagai skema misalnya, hibah, Debt for Nature Swap atau kerja sama teknis lainnya. "Kami juga mendapat banyak manfaat karena bisa belajar tentang pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan ketika memberikan dukungan kepada Indonesia," katanya.*