Mataram, 13/11 (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan membangun pemecah gelombang di empat lokasi di Penghulu Agung, Keluarahan Ampenan Selatan, pada 2013.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram H Mahmudin Tura di Mataram, Selasa mengatakan pembangunan pemecah gelombang di Kecamatan Ampenan itu akan menggunakan anggaran yang bersumber dari dana bencana alam.
"Kita membangun sembilan unit pemecah gelombang dan kini baru dibangun tiga unit dan pada 2013 dibangun empat unit lagi yang diperkirakan menelan dana Rp1,4 miliar," katanya.
Di Pantai Penghulu Agung sendiri, tanggul penahan gelombang di pinggir pantai itu roboh terkena hantaman gelombang pada tahun 2011. Kalau tanggul itu dibangun lagi, maka tidak akan bisa bertahan lama, selain itu juga pantai akan rusak.
Ia menjelaskan di Kota Mataram sendiri dengan panjang pantai 9 km, pembangunan pemecah gelombang paling mendesak ada di Pantai Penghulu Agung setidaknya di dua titik, Kali Ancar, Kali Meninting, Kali Unus dan Kali Mapak.
"Kalau di muara sungai tidak ada pemecah gelombang, muara ini akan selalu terutup. Sedangkan gelombang membawa pasir, pasir ini akan menutup muara. Ketika terjadi hujan, maka air akan bisa mengalir dan menimbulkan genangan kemudian meluap ke permukiman penduduk," ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya pemecah gelombang, air akan lancar mengalir ke laut dan sedimentasi yang selama ini terjadi bisa dicegah.
Ia mengemukakan bahwa hal itu akan dibangun secara bertahap sesuai kemampuan anggaran. Namun demikian, dia berharap BWS NTB dapat menganggarkan pembangunan pemecah gelombang ini setiap tahun.
Dia mengatakan dengan terbangunnya pemecah gelombang itu, maka sedimentasi bisa dicegah dan permukiman penduduk di sekitar muara tidak terendam air.
(*)