Wall Street berakhir bervariasi

id Wall Street,indeks Dow,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,data inflasi,indeks manufaktur

Wall Street berakhir bervariasi

Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. ANTARA/Reuters/pri. (ANTARA/Reuters)

New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor mencerna sejumlah data ekonomi dan menunggu laporan pekerjaan AS November.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 194,76 poin atau 0,56 persen, menjadi menetap di 34.395,01 poin. Indeks S&P 500 turun 3,54 poin atau 0,09 persen, menjadi berakhir di 4.076,57 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 14,45 poin atau 0,13 persen, menjadi ditutup di 11.482,45 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor keuangan dan konsumen pokok melemah masing-masing 0,71 persen dan 0,47 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor jasa komunikasi naik 0,29 persen, kelompok dengan kinerja terbaik.

Reaksi pasar di atas terjadi setelah data menunjukkan ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve melambat pada Oktober. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Kamis (1/12/2022) bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS meningkat 0,3 persen pada Oktober, untuk kenaikan 6,0 persen tahun-ke-tahun. Indeks turun dari kenaikan tahunan 6,3 persen yang direvisi naik yang dilaporkan untuk September.

Indeks harga PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 5,0 persen selama 12 bulan terakhir, dibandingkan dengan kenaikan tahunan sebesar 5,2 persen pada September.

Di tempat lain, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan aktivitas ekonomi di sektor manufaktur mengalami kontraksi pada November untuk pertama kalinya sejak Mei 2020. PMI manufaktur November (Indeks Manajer Pembelian) turun menjadi 49 persen dari 50,2 persen yang tercatat di Oktober, menurut laporan itu.

Aktivitas manufaktur AS menyusut pada November untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun karena biaya pinjaman yang lebih tinggi membebani permintaan barang, data menunjukkan, bukti kenaikan suku bunga Fed telah mendinginkan perekonomian.

Baca juga: Wall Street jatuh kekhawatiran pembatasan COVID China
Baca juga: Wall Street naik di tengah sentimen positif


Investor sekarang menunggu data penggajian non-pertanian (NFP) pada Jumat untuk petunjuk tentang bagaimana kenaikan suku bunga telah mempengaruhi pasar tenaga kerja. Dengan satu bulan tersisa di tahun 2022, indeks S&P 500 telah turun sekitar 14 persen tahun ini, dan Nasdaq telah kehilangan sekitar 27 persen.

Pada Rabu (30/11/2022), saham AS melonjak dengan Dow naik lebih dari 700 poin, setelah Ketua Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa laju pengetatan kemungkinan akan melambat pada Desember.