Pangkalpinang (ANTARA) - Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Wilayah Kepulauan Bangka Belitung menyatakan peluncuran program pembuatan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di tempat pembuangan akhir sampah Paritenam, Pangkalpinang, wujud keseriusan perusahaan dalam bertransformasi menuju PLN Green.
"Hasil pengolahan sampah organik menjadi BBJP ini nantinya untuk bahan bakar campuran atau pengganti batubara untuk mendukung operasional PLTU Airanyir, Bangka," kata General Manager PLN UIW Bangka Bangka Belitung Ajrun Karim di Pangkalpinang, Rabu.
Menurut dia, transformasi yang dilakukan PT PLN UIW Babel ini dilatarbelakangi arahan Presiden dan kebijakan pemerintah dalam mengelola secara optimal cadangan daya dan mempersiapkan transisi energi. "BBJP berbahan sampah organik menjadi salah satu bentuk upaya untuk mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen tahun 2025 dan nol emisi karbon tahun 2060," katanya.
Ia mengatakan program BBJP sampah organik itu merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilaksanakan PLN UIW Babel tahun 2022, sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap penanganan sampah yang ada di Kota Pangkalpinang dan sekitarnya.
"Kita peduli dalam penanganan sampah dan akan berusaha memfungsikan sampah ini bisa diolah dipilah sehingga menjadi bahan baku yang bermanfaat untuk pembangkit listrik PLN," ujarnya.
Pembangunan BBJP berbahan baku sampah organik melibatkan PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan untuk pembuatan mesin pencacah sampah dan Institut Teknologi PLN untuk pelatihan kepada kelompok pengelola tentang pengolahan sampah menjadi BBJP.
Proses pengolahan sampah dimulai dari pemilahan sampah untuk memisahkan antara sampah yang dapat dimanfaatkan untuk BBJP dengan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan seperti sampah kaca, botol dan lain-lain.
Kemudian sampah yang sudah dipilah tersebut dilakukan proses pencacahan dan pengolahan dengan menggunakan campuran bio activator dan ditempatkan pada guludan atau bedengan selama kurang lebih lima hari untuk mempercepat proses pengeringan sampah.
Setelah sampah mengering, kemudian dilakukan pencacahan sampah dengan menggunakan mesin pencacah sampah. Sampah yang telah diolah tersebut yang akan dicampur dengan batubara dan digunakan sebagai bahan bakar PLTU.
Baca juga: PLN membantu petani di Sumbawa lebih produktif dengan sumur bor listrik
Baca juga: Tips listrik aman saat liburan Natal dan Tahun Baru
"Besar harapan kami dengan adanya program BBJP berbahan baku sampah organik ini dapat membantu Pemkot Pangkalpinang dalam mengatasi masalah sampah sekaligus mengurangi jumlah tumpukan sampah di TPA Paritenam," katanya.
Program BBJP juga dapat menciptakan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar TPA Paritenam, karena sampah yang terdapat di lokasi itu dapat memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat atau komunitas masyarakat yang melakukan pengolahan sampah.
"Manfaat bagi PLN yaitu sampah yang telah diolah menjadi BBJP dapat sebagai bahan bakar campuran batubara di PLTU Air Anyir, sehingga menambah produksi kWh hijau di PLN Babel," katanya.
Ia berharap, program yang sedang berjalan ini mendapatkan dukungan Pemkot bersama Forkopimda Kota Pangkalpinang sehingga program pemerintah dalam mencapai bauran energi nasional dan menyelesaikan permasalahan sampah bisa berjalan sesuai rencana.