Tradisi imlek di lima negara Asia: dari angpao sampai perjamuan makan

id Tradisi Imlek,Tradisi imlek di Asia,Tradisi Imlek Asia,Imlek,Angpao,Jamuan makan

Tradisi imlek di lima negara Asia: dari angpao sampai perjamuan makan

Tradisi Tuk Panjang, jamuan makan malam yang disajikan di atas meja panjang kembali digelar menyambut Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili di kawasan Pecinan, Semarang, Jumat (20/1/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis)

Mataram (ANTARA) -
Perayaan Imlek biasanya sarat akan akulturasi antara budaya Tionghoa dan budaya setempat, meski pada umumnya memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti perjamuan makan malam dan pemberian uang Tahun Baru atau angpao.

Berikut beberapa tradisi Imlek yang dirayakan di beberapa negara di Asia selain Indonesia, dirangkum ANTARA dari berbagai sumber.

China

Tahun Baru Imlek diperkirakan berasal dari Dinasti Shang pada abad ke-14 SM. Pada 1949 di bawah pemerintahan Mao Zedong, China sempat menghentikan perayaan Imlek dan hanya mengikuti kalender Gregorian. Namun sekitar akhir abad ke-20, para pemimpin Tiongkok membuka kembali tradisi tersebut.

Pada 1996, China meresmikan masa liburan yang disebut dengan Festival Musim Semi. Masa liburan sepekan ini memberi orang kesempatan untuk pulang ke kampung halamannya dan merayakan tahun baru.

Di China, makanan khas Imlek yang disajikan termasuk sup bola beras ketan, kue beras berbentuk bulan (kue Tahun Baru), dan pangsit (Jiozi dalam bahasa Mandarin).

Korea

Di Korea, perayaan Tahun Baru Imlek biasa disebut dengan Seollal dan biasanya memiliki hari libur selama 3 hari. Peringatan tahun baru ini sempat dihentikan pada 1910-1945 ketika Kekaisaran Jepang menguasai Korea. Perayaan Seollal secara resmi dihidupkan kembali pada 1989.

Korea Utara sendiri mulai merayakan Tahun Baru Imlek menurut kalender lunar pada 2003. Selama perayaan, warga Korut mengunjungi patung pendiri Kim Il Sung dan putranya Kim Jong Il dengan memberikan persembahan bunga.

Baik di Korea Utara maupun Selatan, makanan seperti irisan sup kue beras (tteokguk) dan hidangan yang terbuat dari lima biji-bijian berbeda disiapkan untuk menandai Imlek. Di Korea, para tetua memberikan uang Tahun Baru dalam amplop putih dan bermotif.

Vietnam

Di Vietnam, Tahun Baru Imlek disebut Tet atau Tet Nguyen Dan. Saat perayaan imlek, rumah-rumah di Vietnam dihiasi dengan pohon kumquat dan berbagai jenis bunga seperti bunga persik, krisan, anggrek, dan gladiola merah.

Sama seperti tradisi di negara-negara lain, biasanya keluarga etnis Tionghoa di Vietnam berkumpul dan mengadakan makan bersama. Hidangan yang disajikan mencakup bánh chng, kue beras yang dibuat dengan kacang hijau, daging babi, dan bahan-bahan lain yang dibungkus dengan daun bambu.

Makanan ringan yang disebut mt tt biasanya ditawarkan kepada para tamu. Camilan manis ini terbuat dari buah-buahan kering atau biji panggang yang dicampur dengan gula.

Singapura

Di Singapura, makan malam bersama keluarga saat Imlek disebut dengan tuan'nianfan atau tuanyuan. Hidangannya termasuk lumut laut kering (facai), kurma merah, kacang kering (fuzhu), jamur jeli hitam kering (mu'er), kacang gingko (baiguo), bihun beras transparan (dongfen), jamur kering yang dipetik di musim dingin (xianggu atau donggu), hingga acar sayuran kering (jinzhen).

Hari pertama Imlek dikenal sebagai yuandan. Sama seperti tradisi di negara lain, saat Imlek biasanya anak-anak memberi hormat kepada orang tua dan menerima uang Tahun Baru atau angpau (hongbao).

Singapura juga memiliki festival yang disebut Singapore River Hong Bao dalam perayaan Imlek sejak 1987. Festival ini menampilkan berbagai budaya Tiongkok, mulai dari lentera raksasa hingga panganan spesial.

Filipina

Saat Imlek, orang Filipina biasanya mengunjungi Binondo, salah satu kawasan pecinan tertua di dunia. Di jalanan Binondo dipenuhi dengan rombongan yang membawakan tarian singa dan naga, serta dekorasi lampion dan dekorasi serba merah.

Selama Imlek, panganan tikoy atau kue beras ketan menjadi makanan pokok yang membanjiri pasar. Keluarga Tionghoa berkumpul untuk makan malam dengan menyajikan tikoy yang melambangkan persatuan di antara anggota keluarga, mie yang melambangkan umur panjang, serta ikan dan pangsit yang diyakini membawa keberuntungan.

Para tetua juga membagikan angpao kepada anak-anak. Angpao diyakini membawa keberuntungan dan umur panjang bagi pemberi dan penerima.