Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat mencatat, realisasi investasi dari para investor asing dan dalam negeri mencapai Rp21,6 triliun pada 2022.
"Tahun 2022 alhamdulillah kita memiliki capaian realisasi investasi yang cukup menggembirakan. Saya dihubungi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat, alhamdulillah tahun 2022 NTB realisasi sangat memuaskan, kita masuk 11 besar capaian investasi dari seluruh provinsi," kata Kepala DPMPTSP NTB H Mohammad Rum di Mataram, Selasa.
Ia menyebutkan realisasi investasi sebesar Rp21,6 triliun terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp14,17 triliun, dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp7,4 triliun.
Realisasi investasi di NTB dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari data realisasi investasi pada 2019 sebesar Rp10 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp11,6 triliun pada 2020, dan kembali meningkat pada 2021 sebesar Rp13,9 triliun.
Menurut Rum, meningkatnya realisasi investasi pada 2022 disebabkan kontribusi sektor energi dan sumber daya mineral yang relatif besar, khususnya pada triwulan IV-2022 senilai Rp4,9 triliun, disusul sektor pos, telekomunikasi, sistem dan transaksi elektronik sebesar Rp353 miliar dan sektor perindustrian sebesar Rp344 miliar.
"Kita dibebankan oleh Jakarta sebesar Rp22 triliun untuk target nasional, tapi target provinsi dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah(RPJMD) sebesar Rp17,8 triliun. Memang agak jauh beda karena pak Jokowi ingin lompatan tinggi karena melihat potensi NTB terutama dari smelter," ujarnya.
Pada 2023, Rum optimistis bisa mencapai target realisasi investasi yang tertuang dalam RPJMD dan target nasional.
Optimisme tersebut didasarkan pada proyeksi beberapa investasi yang menjadi andalan, seperti pembangunan smelter (pengolahan konsentrat hasil tambang) di Kabupaten Sumbawa Barat, dan kegiatan perusahaan tambang PT Sumbawa Timur Mining di Kabupaten Dompu.
Selain itu, pembangunan dermaga niaga di Teluk Santong, Kabupaten Sumbawa, dan proyek di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC (Persero).
"Beberapa proyek lain seperti di Gili Banta di Pulau Sumbawa, Gili Petagan, dan Gili Kondo di Kabupaten Lombok Timur, serta Global Hub di Kabupaten Lombok Utara, juga bisa memberi sumbangsih nilai investasi yang cukup besar pada 2023," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Realisasi investasi di NTB mencapai Rp21,6 triliun pada 2022