Bulog NTB berburu minyak goreng merek Minyakita hingga ke Sulawesi

id Bulog NTB,Minyak Goreng,Minyakita

Bulog NTB berburu minyak goreng merek Minyakita hingga ke Sulawesi

Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali (kanan dua), mengecek stok dan kebutuhan pokok di pasar tradisional Kota Mataram. (ANTARA/Awaludin)

Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) terpaksa harus berburu minyak goreng merek Minyakita ke Sulawesi karena kesulitan memperoleh barang tersebut di pabrikan yang ada di Pulau Jawa dan Sumatera.

"Kami kesulitan mendapatkan Minyakita dari pabrikan, entah kenapa. Terpaksa kami pesan dari Sulawesi sebanyak dua kontainer atau 40 ribu liter," kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali, di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan sebanyak 40 ribu liter minyak goreng Minyakita yang dipasok dari Sulawesi tersebut rencananya akan tiba di NTB pada 14 Februari 2023.

Muis menambahkan upaya untuk mendapatkan Minyakita hingga ke Sulawesi dalam rangka mengantisipasi tingginya permintaan menjelang bulan puasa Ramadhan 1444 Hijriah, dan adanya penyelenggaraan ajang World Superbike WSBK di Sirkuit Mandalika pada Maret 2023.

"Permintaan bisa meningkat menjelang Ramadhan karena memang untuk konsumsi buka puasa dan makan sahur. Tidak hanya minyak goreng, tapi juga permintaan gula pasir, tepung terigu dan daging ternak bisa meningkat," ujar Muis.

Setelah pasokan Minyakita sudah tiba, kata dia, tidak akan langsung didistribusikan ke pasaran. Namun, disesuaikan dengan kondisi ketersediaan dan harga di pasaran.

Muis menambahkan minyak goreng tersebut akan didistribusikan ke 10 kabupaten/kota di NTB sesuai dengan tingkat kebutuhannya. Kemudian penjualannya dilakukan oleh pedagang-pedagang di pasar tradisional yang menjadi mitra Bulog.

"Harga eceran tertingginya tetap Rp14.000 per liter di tingkat pedagang pengecer. Tapi kalau di tingkat gudang Bulog bisa lebih murah lagi," ucapnya.

Stok minyak goreng yang dipasok dari Sulawesi tersebut, lanjut Muis, juga bisa digunakan untuk operasi pasar kebutuhan pokok yang biasa digelar bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB dalam rangka menjaga kestabilan harga ketika momen hari besar keagamaan.