Mataram (ANTARA) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Nusa Tenggara Barat menggencarkan sosialisasi ke berbagai kampus tentang peluang kerja sebagai perawat di sejumlah negara agar para mahasiswa jurusan keperawatan tertarik untuk bekerja di luar negeri.
Kepala BP3MI NTB Mangiring Hasoloan Sinaga, di Mataram, Senin, mengatakan BP2MI kembali membuka kesempatan kepada anak bangsa untuk dapat meraih cita-citanya bekerja ke luar negeri sebagai perawat (nurse) di rumah sakit ataupun perawat di rumah sakit khusus orang lanjut usia atau lansia (careworker).
"Kami sudah melakukan sosialisasi dan bersurat ke perguruan tinggi di Mataram, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES), Politeknik Kesehatan (Poltekkes), dan Akademi Keperawatan (Akper), untuk menginformasikan kepada alumninya dan bersurat kepada Pengurus Persatuan Perawat Nasional di NTB," katanya.
Pria yang akrab disapa Bang Naga itu menyebutkan dua negara yang membuka peluang kerja sebagai tenaga perawat, yakni Jepang dan Jerman. Kedua negara tersebut memberikan peluang bagi pekerja migran Indonesia (PMI) sebagai tenaga perawat melalui skema Government to Government (G to G) atau antar pemerintahan kedua negara.
Jumlah kuota tenaga perawat di rumah sakit yang diminta oleh Jepang sebanyak 30 orang, sedangkan tenaga perawat di rumah sakit khusus lansia sebanyak 300 orang. Pembukaan pendaftaran program G to G ke Jepang Batch XVII tahun penempatan 2024 dimulai pada 15 Februari hingga 16 Juni 2023.
Bang Naga menambahkan manfaat yang diperoleh bekerja sebagai tenaga perawat di Jepang melalui skema G to G adalah kontrak kerja jelas, yakni selama tiga tahun untuk perawat di rumah sakit dan kontrak empat tahun bagi perawat di rumah sakit khusus lansia. PMI juga mendapat asuransi kesehatan dan keselamatan kerja. "Untuk besaran gajinya mencapai 150 ribu Yen atau Rp18 juta per bulan. Itu belum termasuk bonus, uang lembur dan tunjangan lainnya," ujarnya.
Manfaat lainnya, kata dia, PMI memperoleh pelatihan bahasa jepang sebelum bekerja. Durasi pelatihan selama enam bulan di Indonesia, dan selama enam bulan di Jepang. Selama pelatihan, pekerja mendapatkan uang saku sebesar 108 Dollar Amerika Serikat per hari.
Baca juga: BP3MI bersama Disnakertrans se-NTB mengevaluasi layanan penempatan PMI
Baca juga: 246 warga NTB daftar program G to G Korea Selatan
Bang Naga mengatakan bagi PMI yang lulus ujian nasional di Jepang dapat bekerja hingga masa pensiun dan bisa membawa keluarganya ke Jepang. Adapun syarat menjadi tenaga perawat ke Jepang, yakni usia maksimal 35 tahun, pendidikan terakhir minimal Diploma Tiga (D3) Keperawatan, memiliki pengalaman kerja selama dua tahun terhitung sejak terbitnya surat tanda registrasi (STR), dan memiliki STR. "Yang paling penting sehat dan tidak bertato bagi calon pekerja pria dan perempuan, serta tidak bertindik bagi pria," ucapnya.
Untuk program G to G perawat ke Jerman Batch III 2023, pendaftarannya dibuka mulai 10 Februari hingga 30 April 2023. Bagi yang berminat, segera daftarkan diri melalui website siskop2mi.bp2mi.go.id, atau dapat mengunjungi media sosial https://www.instagram.com/bp3mi.ntb/