Kunci persoalan stunting adalah pemahaman orang tua terhadap gizi

id IDI Padang,Sumbar,Padang

Kunci persoalan stunting adalah pemahaman orang tua terhadap gizi

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Padang, dr Muhammad Riendra, Sp BTKV(K) VE (ANTARA/HO IDI Cabang Padang)

Padang (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Padang, dr Muhammad Riendra, Sp BTKV(K) VE menyatakan kunci persoalan kasus anak gagal tumbuh akibat kekurangan gizi atau stunting adalah pemahaman orang tua terhadap gizi anak.
 

"Di Sumbar ini banyak sumber makanan namun angka stunting juga tinggi sehingga yang menjadi persoalan adalah pemahaman orang tua dalam memenuhi gizi anak," kata dia di Padang, Sabtu. Ia menilai sejauh yang diamati semua langkah dilakukan, memberikan makanan tambahan, evaluasi berkala terkait kondisi atau status kesehatan anak itu sudah dilakukan, tapi tetap saja angka stunting itu meningkat di Sumbar.

Menurut dia setelah digali memang persoalan dan pemahaman atau pengetahuan dari orang tua, jadi sehingga ini tidak menjadi domain dinas kesehatan sendiri bahkan presiden memberikan kewenangan untuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) untuk menjalani hal ini untuk lebih serius.

Menurut dia pendidikan mulainya dari perencanaan keluarga, perencanaan pernikahan, apakah nanti setiap kali ada yang mau menikah diberikan terlebih dahulu pernikahan terkait keluarga dan gizi tentunya "Karena realita di lapangan masih banyak yang tercatat stunting," kata dia.

Ia mencontohkan makanan yang mudah di dapatkan yakni telur ayam yang merupakan protein yang cukup simpel untuk bisa diberikan kepada anak, jadi lebih ke pemahaman sebenarnya "Makanya gerakannya akan bisa bersama jika melibatkan semua sektor masyarakat agar jumlah anak stunting ini di Sumbar terus menurun," kata dia.

Baca juga: 10 negara dengan tubuh terpendek di dunia, Indonesia termasuk
Baca juga: Pengentasan stunting wujud terapkan sila-sila Pancasila

Sementara Kepala BKKBN Sumbar Fatmawati melalui hasil Survei Status Gizi Indonesia pada 2022 prevalensi stunting di Sumbar naik sekitar 1,9 persen dari 23,03 persen pada 2021 menjadi 25,2 persen 2022.

Kenaikan itu terjadi di tujuh kabupaten dan kota di Sumbar yakni, Pasaman 11 persen, Agam lima persen, Padang 0,4 persen, Dharmasraya, Solok Selatan, Pesisir Selatan dan Mentawai namun ada kabupaten dan kota yang turun angka stunting seperti, Sawahlunto di angka 13 persen dan lainnya. "Stunting yang naik betul-betul kita kawal pada tahun ini, sehingga angka stunting bakal turun," katanya. ***3***