Ayah Tiri Bantah Membuang Bayi di Bukit

id Bukit Unter

Ayah Tiri Bantah Membuang Bayi di Bukit

Ilustrasi - Bukit tempat warga menemukan bayi yang dibuang (Ist)

MJ membantah dengan tegas bahwa dirinya telah menghamili ST, anak tirinya, sekaligus terlibat dalam pembuangan bayi di kawasan Bukit Unter Sepang.
Sumbawa Besar,  (Antara)- MJ (48), seorang ayah tiri yang warga Desa Lape, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, membantah turut terlibat dalam aksi membuang bayi di kawasan Bukit Unter Sepang.

Ditemui di Ruang Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Sumbawa, Senin, MJ membantah dengan tegas bahwa dirinya telah menghamili ST, anak tirinya, sekaligus terlibat dalam pembuangan bayi di kawasan Bukit Unter Sepang.

"Justru saya dan MN, istri saya, baru mengetahui ST hamil, beberapa jam sebelum dia melahirkan, pada Kamis (27/2) lalu," kata MJ.

Menurut MJ, mengetahui kehamilan itu, dirinya dan istri menjadi kaget karena sama sekali tidak menyangka. Selama ini ST pandai menyembunyikan keadaannya, ucapnya.

Meski tinggal serumah, ujarnya, dirinya dan isteri tidak melihat gejala yang berbeda dengan tingkah laku anak tirinya itu, karena semuanya berjalan normal seperti biasanya. Apalagi tubuh ST tergolong bongsor, membuatnya sangat sulit membedakan dan mengetahui jika dia sedang hamil.

MJ melanjutkan, ST sudah berterus terang bahwa yang menghamilinya adalah ER, yang tidak lain adalah keponakan MJ, yang masih duduk di bangku SMA. Hal itu terjadi sekitar Juli 2013 lalu, di mana ER memaksa ST untuk berhubungan badan.

"Saya dan istri terkesiap mendengarnya, tapi itu sudah terjadi. Bagaimana lagi," ucap MJ, yang didampingi MN dan ST.

Demi menyelesaikan masalah ini agar tidak menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat, MJ sudah berencana malam harinya akan ke rumah orang tua ER. Tapi keadaan berkata lain, ST melahirkan pada Kamis sore, sekitar pukul 16.00 Wita.

"Saat ST melahirkan, saya tidak ada di rumah karena sedang membeli rokok dan langsung duduk-duduk cukup lama di warung," ucapnya.

Rupanya tanpa sepengetahuan MJ, MN kemudian mengurus persalinan ST di dalam kamar. Ketika dia pulang, ternyata bayi sudah lahir dan dalam kondisi meninggal dunia.

MJ mengaku tidak bisa berbuat banyak, lalu kembali meninggalkan rumah karena ada kepentingan dengan seorang warga setempat. MJ juga menyatakan tidak mengetahui rencana ST dan istrinya menguburkan bayi di kawasan bukit.

Ikhwal penguburan ini diketahui MJ, saat dirinya pulang. ST dan istrinya lantas menginformasikan kalau baru saja dari ladang Bukit Unter Sepang sekitar satu kilometer dari pemukiman untuk menguburkan bayi itu. Bayi itu dikuburkan di lubang bekas penggalian warga yang sebelumnya digunakan mencari emas.

"Lokasi itu sering dikunjungi istri dan ST yang rutin mencari srikaya dan sayur mayur. Jadi saya tidak terlibat langsung dalam proses persalinan maupun penguburan bayi itu," katanya, sembari dibenarkan MN.

Namun, MJ memastikan, upaya menutupi kehamilan, kelahiran, serta melakukan penguburan bayi itu, dilakukan istri dan anaknya karena malu dengan tetangga maupun warga.

Di lain pihak, MJ tidak menampik sejak dua tahun lalu terhembus isu kecurigaan warga, bahwa dirinya dan anak tirinya memiliki hubungan khusus. Kemungkinan kecurigaan ini muncul karena ST selalu bersikap manja kepada MJ.

Bagi MJ, ST menganggap dirinya sebagai ayah kandung. Di lain pihak, dirinya juga menyayangi ST seperti anak sendiri, tanpa membedakan perlakuan dengan beberapa anak kandungnya yang lain.

Tak mengherankan terkait kecurigaan itu, warga langsung memastikan kalau MJ adalah lelaki yang menghamili anak tirinya tersebut.

"Tuduhan ini sangat tidak benar. Selain saya tidak pernah melakukan, secara hukum tidak ada saksi yang melihat," ujarnya.

Sehubungan dengan itu, MJ menyerahkan persoalannya secara hukum kepada penyidik untuk mengungkap kebenarannya, termasuk meminta keterangan ER yang disebutkan ST, sebagai lelaki yang menghamilinya.

Sementara itu, di tempat yang sama, ST membantah tegas jika ayah tirinya yang telah menghamilinya.

"Itu sama sekali tidak benar," bantah ST.

ST membenarkan jika ayah tirinya itu menyayanginya seperti anak kandung, dan sebaliknya dia juga menganggap MJ adalah ayah sendiri.

"Bapak tidak membeda-bedakan saya dengan anak kandungnya, yang juga tinggal bersama kami. Semua sama-sama disayangi," katanya.

ST secara tegas menyatakan kehamilannya akibat perbuatan ER, sepupu tirinya. Dia dan ER tidak berpacaran dan hal itu dilakukan karena dirinya dipaksa.

"Perbuatan itu hanya sekali dilakukan. Ketika akhirnya hamil, saya tidak berani menceritakan kepada orang tua. Saat akan melahirkan, baru kehamilan itu saya beritahukan," ujar ST.

ST mengaku melahirkan di dalam kamar hanya dibantu ibunya. Memang diakuinya, pada awalnya ada gerakan ketika kepala sang bayi akan lahir, tapi setelah keluar, kondisinya tidak bergerak-gerak lagi, serta tidak menangis.

ST menyatakan, kemungkinan bayi itu tidak mendapatkan perlakuan persalinan sebagaimana mestinya, hingga meninggal dunia. Dalam keadaan panik dan takut diketahui warga, muncul keinginan ST untuk menguburkan bayi itu secara sembunyi-sembunyi.

"Saya yang mengajak mama (ibu) untuk menguburkan anak saya ini di Bukit Unter Sepang," ujarnya lirih.

Tiga hari kemudian, ST mendengar kabar ada penemuan bayi. Meski merasa dirinya sebagai pelaku terkait penemuan itu, tapi ST ketakutan hingga tidak menunjukkan reaksi, sampai akhirnya polisi datang menjemputnya.

"Saya bersama mama dijemput polisi untuk dibawa ke Polsek Lape, lalu dibawa ke Polres Sumbawa," katanya.

Sementara itu, MJ dijemput belakangan karena pada malam itu tidak berada di rumah.

"Saya tidak menyangka kejadiannya bisa menjadi seperti ini. Dan saya tidak rela orang menuduh bapak yang tidak-tidak," katanya.

Terungkapnya kasus pembuangan bayi di Bukit Unter Sepang, berawal ketika Kaharuddin Adi (48), warga RT 01 RW 01 Dusun Stompa, Desa Dete, Kecamatan Lape, hendak mengikat sapinya di bukit, Sabtu (1/3) sekitar pukul 18.00 Wita.

Mendadak, mata Kaharuddin tertuju pada sebuah gundukan kecil, yang di atasnya terdapat tumpukan batu, tanah, serta duri `bidara`.

Saat gundukan itu didekati, muncul bau busuk yang menyengat, membuat Kaharuddin menaruh kecurigaan. Merasa ada yang janggal dengan gundukan itu, Kaharuddin pergi dan menemui M Said, warga Dusun Lape Atas. Kaharuddin lantas menceritakan kecurigaannya ini.

Keduanya pun bergegas kembali ke bukit dan mendekati gundukan itu. Kaharuddin dan M Said lalu membongkar gundukan itu, dan menemukan bungkusan plastik, yang di dalamnya berisi tas.

Ketika dibuka betapa terkejutnya kedua pria itu, karena ternyata sesosok mayat bayi berjenis kelamin perempuan. Temuan ini langsung disiarkan kepada warga, hingga membuat masyarakat perkampungan setempat geger.

Selanjutnya penemuan itu dilaporkan ke Polsek Lape, yang kemudian bersama tim medis meluncur ke lokasi. Setelah dilakukan identifikasi dan pemeriksaan medis, mayat bayi ini dievakuasi ke Puskesmas Lape, guna dilakukan visum lebih lanjut.