NTB Raih WTP Tiga Kali Berturut-Turut

id WTP

NTB Raih WTP Tiga Kali Berturut-Turut

DPRD Nusa Tenggara Barat menyatakan salut atas diraihnya WTP tiga tahun berturut-turut (Ist)

Predikat WTP yang diberikan BPK secara berturut-turut itu, yakni pada 2011, 2012 dan 2013
Mataram,  (Antara) - Sejumlah fraksi di DPRD Nusa Tenggara Barat menyatakan salut kepada Gubernur TGH Zainul Majdi beserta jajarannya atas diraihnya opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tiga tahun berturut-turut dari BPK terkait laporan keuangan APBD.

"Predikat WTP yang diberikan BPK secara berturut-turut itu, yakni pada 2011, 2012 dan 2013," kata Johan Rosihan, juru bicara Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada sidang paripurna DPRD NTB di Mataram, Jumat.

Selain PKS, fraksi lain yang juga mengucapkan selamat dan salut kepada gubernur yang akrab dipanggil Tuan Guru Bajang itu, adalah Fraksi PPP, Golkar dan Demokrat.

Saat menyampaikan pemandangan umum fraksi-fraksi terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur terhadap APBD tahun 2013, Johan menjelaskan, keberhasilan itu hendaknya dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang.

Dia berharap opini WTP dapat terus disinergikan dengan peningkatan kinerja birokrasi dan kecepatan dalam pelaksanaan seluruh kegiatan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

Laporan hasil pemeriksaan BPK akan menjadi acuan untuk terus meningkatkan kualitas dalam pengelolaan keuangan daerah dan berbagai hal yang melingkupinya.

Di samping itu, lanjut dia, opini WTP akan menjadi kepercayaan dalam melaksanakan kebijakan pembangunan sebagai upaya meningkakan kesejahteraan masyarakat.

Pemeriksaan laporan keuangan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan opini atau pernyataan pendapat atas kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan.

Selain tentang opini WTP, Fraksi PKS juga memberikan apresisasi kepada gubernur atas komitmen "zero" minuman keras dan prostitusi selama bulan Ramadhan, dan semoga itu menjadi komitmen awal yang kuat dalam memberantas penyakit masyarakat.

"Kami berharap `zero` minuman keras dan prostitusi tidak hanya dilakukan saat-saat menjelang dan selama bulan Ramadhan saja, melainkan juga di bulan-bulan lain, karena prostitusi dan peredaran minuman berkadar alkohol tinggi tersebut dapat merusak sendi-sendi kehidupan dalam bermasyarakat," katanya, mengharapkan.