Pelni Ampenan Kalah Bersaing Transportasi Udara

id Pelni Ampenan

Kami melayani rute pelayaran itu dengan Kapal Motor (KM) Awu. Namun, karena jumlah penumpang yang terbilang sangat sedikit, hanya 30 orang sekali berlayar, akhirnya ditutup sejak Januari 2014
Mataram,  (Antara) - PT Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Ampenan kalah bersaing dengan transportasi udara yang semakin berkembang sehingga terpaksa menutup rute pelayaran menuju wilayah timur dan barat Indonesia.

Staf PT Pelayaran Nasional Indonesia Cabang Ampenan, NTB, Wahono di Mataram, Jumat mengatakan sebelumnya perusahaannya melayani rute pelayaran Lembar-Bima, menuju Waingapu-Ende-Sapu-Rote-Kupang-Kalabahi-Larantuka di NTT, lanjut ke Bali-Surabaya dan Kamai di Kalimantan Tengah.

"Kami melayani rute pelayaran itu dengan Kapal Motor (KM) Awu. Namun, karena jumlah penumpang yang terbilang sangat sedikit, hanya 30 orang sekali berlayar, akhirnya ditutup sejak Januari 2014," katanya.

Ditutupnya rute pelayaran tersebut, kata dia, perusahaannya kini hanya mengoperasikan KM Tilong Kabila untuk melayani rute pelayaran Lembar-Bima, menuju Bajo (NTT), diteruskan ke Makassar-Bau-Raka-Kendari-Kolonedule-Luwuk-Gorontalo-Bitung.

Rata-rata jumlah penumpang yang terangkut hanya 300 orang dalam satu kali pelayaran, sedangkan kapasitas kapal mencapai lebih dari 1.000 orang.

Meskipun jumlah penumpang kurang 50 persen dari total kapasitas, lanjut Wahono, perusahaannya tidak mengalami kerugian dari sisi biaya operasional.

"Ya boleh dibilang antara pemasukan dan biaya operasional dari satu rute pelayaran yang kami layani tersebut masih seimbang," ujarnya.

Minat masyarakat menggunakan layanan PT Pelni untuk menuju daerah timur dan barat Indonesia melalui Lembar, kata dia, sejak beberapa tahun terakhir jauh berkurang, dibanding era 1990-an.

Hal itu tidak lepas dari makin berkembangnya moda transportasi, baik darat, laut maupun udara dengan persaingan tarif yang cukup ketat.

"Dulu Pelni ini kan menjadi primadona bagi masyarakat yang ingin menuju daerah lain melalui laut. Tapi sejak ada pemberlakuan tarif batas bawah dan atas, jumlah penumpang terus berkurang," ucapnya.

Meskipun jumlah penumpang makin menyusut, Wahono tetap meyakini masyarakat tetap membutuhkan keberadaan Pelni sebagai moda transportasi laut yang menghubungkan antarprovinsi di Indonesia.

"Kami tidak membuat program apa pun dalam menarik minat masyarakat menggunakan Pelni karena itu kewenangan pusat. Yang kami lakukan adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik agar Pelni tetap di hati masyarakat Indonesia," ujar Wahono.