Pembelian SR018 capai Rp21,49 triliun dari 58.472 investor

id Surat Berharga Negara,Kemenkeu

Pembelian SR018 capai Rp21,49 triliun dari 58.472 investor

Nasabah membeli Sukuk Tabungan (ST) Seri ST006 melalui aplikasi BNI Mobile Banking di Jakarta, Senin (4/11/2019). Pemerintah menerbitkan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) ritel terakhir tahun 2019 secara daring, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST006 dengan bunga sebesar 6,75 persen dengan minimal pemesanan sebesar Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar melalui mitra distribusi hingga (21/11) mendatang. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total volume pemesanan pembelian SR018 yang terdiri dari dua pilihan, yakni SR018T3 dan SR018T5 yang telah ditetapkan sebesar Rp21,49 triliun setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 3-29 Maret 2023.

Tujuan penerbitan Sukuk Ritel (SR) seri SR018 yakni membantu membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), termasuk membiayai pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia dan memperluas basis investor dalam negeri.

Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu melaporkan nilai pemesanan SR018 tersebut berasal dari 58.472 investor dengan rincian total penjualan SR018T3 sebesar Rp16,95 triliun dan SR018T5 sebesar Rp4,54 triliun.

Pencapaian penjualan SR018 di awal tahun 2023 tercatat lebih tinggi dibandingkan seri SR yang diterbitkan pada periode awal tahun lainnya, seperti SR016 bulan Maret 2022 sebesar Rp18,44 triliun dan SR014 bulan Februari 2021 sebanyak Rp16,71 triliun.

Rata-rata pemesanan per investor pada SR018 yaitu sebesar Rp354,52 juta untuk SR018T3 dan Rp304,37 juta untuk SR018T5. Tingkat ritel SR018 merupakan yang terbaik selama penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel seri SR sejak 2009.

Dari jangkauan nominal pemesanan, baik SR018T3 maupun SR018T5, jumlah investor terbanyak berada pada pemesanan Rp5 juta sampai Rp100 juta (41,28 persen untuk SR018T3 dan 42,43 persen untuk SR018T5), dengan volume pemesanan terbesar pada jangkauan di atas Rp1 miliar (48,86 persen untuk SR018T3 dan 56,71 persen untuk SR018T5).

Berdasarkan gender, SR018T3 dan SR018T5 didominasi oleh investor perempuan masing-masing sebesar 56,86 persen dan 51,31 persen. Namun demikian dari sisi volume pemesanan, SR018T3 didominasi oleh investor perempuan sebesar 50,19 persen, sedangkan SR018T5 didominasi oleh investor laki-laki sebesar 57,62 persen.

Jika dilihat dari wilayah pemesanan, SR018 kembali menjangkau seluruh provinsi di wilayah Indonesia. Baik SR018T3 maupun SR018T5, pemesanan didominasi wilayah Indonesia Bagian Barat (selain DKI Jakarta) dengan jumlah investor 27.928 orang (58,41 persen) dan volume pemesanan Rp8,01 triliun (47,25 persen) untuk SR018T3 serta 8.868 investor (59,39 persen) dan volume pemesanan Rp2,17 triliun (47,76 persen) untuk SR018T5.

Baca juga: Menteri Sri Mulyani lantik 26 pejabat baru di lingkungan Kemenkeu
Baca juga: Menkeu sebut telah menindaklanjuti 266 surat dari PPATK

Menurut profesinya, baik SR018T3 maupun SR018T5 jumlah investor didominasi pegawai swasta yaitu sebesar 35,05 persen dan 37,98 persen, sedangkan nominal pemesanan didominasi wiraswasta masing-masing sebesar 36,72 persen dan 33,49 persen.

Jumlah investor baru SR018T3 dan SR018T5 terhadap Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sebanyak 18.490 investor dengan total volume pemesanan Rp4,423 triliun. Sementara jika dibandingkan terhadap SBSN Ritel, jumlah investor baru sebesar 25.920 investor dengan total volume pemesanan Rp6,477 triliun.