Investor diimbau beli obligasi pemerintah saat harga emas tinggi

id Surat Berharga Negara,Obligasi,Surat Utang Negara,Obligasi Pemerintah,Emas,harga emas naik,ekonom

Investor diimbau beli obligasi pemerintah saat harga emas tinggi

Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Obligasi Negara Ritel seri ORI027 melalui perangkat digital di Depok, Jawa Barat, Senin (27/1/2025). Kementerian Keuangan pada Senin (27/1) menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel perdana di tahun 2025, obligasi seri ORI027 yakni ORI027T3 bertenor 3 tahun dengan imbal hasil 6,65 persen per tahun dan ORI027T6 bertenor 6 tahun dengan imbal hasil 6,75 persen per tahun yang keduanya merupakan imbal hasil tetap atau fixed rate. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.

Jakarta (ANTARA) - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal Hans Kwee merekomendasikan masyarakat ataupun investor untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi pemerintah di tengah terus menguatnya harga emas di tingkat global.

Ia menilai membeli instrumen emas di saat harga sedang tinggi saat ini kurang tepat, karena kenaikannya yang cenderung terbatas.

“Emas masih menarik, tapi membeli sekarang kurang tepat karena kenaikan terbatas. Lebih baik membeli obligasi pemerintah ketika yield naik,” ujar Hans kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Harga emas Antam, UBS dan Galeri24 hari ini meroket hingga Rp2,045 juta/gr

Terkait diversifikasi portofolio investasi, Ia mengingatkan tetap harus ada dana tunai (cash) dengan presentase sebesar 50 persen, kemudian surat utang (obligasi) sebesar 30- 40 persen, dan saham sebesar 10- 20 persen.

“Harus ada cash 50 persen, lalu obligasi 30 sampai 40 persen, dan saham 10 sampai 20 persen,” ujar Hans.

Menurut dia, kenaikan harga emas dunia saat ini mengindikasikan bahwa perekonomian global sedang tidak dalam keadaan yang baik, seiring adanya perang tarif utamanya antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang membuat dunia berisiko menghadapi resesi.

“Sehingga emas dibeli dan pelemahan dolar AS membuat emas naik. Pelemahan dolar AS indikasi dunia tidak percaya dengan ekonomi AS akibat perang dagang,” ujar Hans.

Baca juga: Harga emas diprediksi tembus 3.600 dolar AS/troy ounce di 2025

Pada lelang 18 Maret 2025 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan hasil yang sangat baik di tengah dinamika pasar saham.

Untuk lelang pada periode itu, pemerintah menetapkan target indikatif senilai Rp26 triliun, dengan nilai penawaran yang masuk setara dengan 2,38 kali dari target indikatif, yang mana sebanyak Rp13,95 triliun atau 22,59 persen berasal dari investor asing.

“Penawaran yang masuk atau incoming bid sangat kuat, yang menggambarkan kepercayaan investor kepada pemerintah dan APBN, yaitu Rp61,75 triliun,” kata Sri Mulyani.

Data perdagangan Kamis (17/04) pukul 15.05 WIB, harga emas global berada di level 3.333,46 dolar AS per troy ounce, atau menurun 12,94 poin atau 0,39 persen pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia pada Kamis (17/4) pagi, mengalami lonjakan sebesar Rp32.000, dari angka awal Rp1.943.000 menjadi Rp1.975.000 per gram.

Baca juga: Penguatan harga emas seiring ekspektasi The Fed akan dovish
Baca juga: Sejarah baru, Harga emas tembus 3.300 dolar AS/troy ounce