Omzet Turun akibat Larangan Rapat di Hotel

id Mutiara Lombok

Kondisi ini dirasakan semua teman saya yang menjadi pedagang asongan mutiara dan produk pakaian khas Lombok
Mataram,  (Antara)- Omzet pedagang asongan mutiara di Kota Mataram menurun drastis akibat kebijakan pemerintah tentang larangan rapat di hotel sejak 1 Desember 2014.

Ahyar Rosyidi salah seorang pedagang asongan mutiara di Mataram, Senin, mengatakan sejak diberlakukannya peraturan pemerintah tersebut ozmetnya menurun hingga 50 persen.

"Kondisi ini dirasakan semua teman saya yang menjadi pedagang asongan mutiara dan produk pakaian khas Lombok," katanya.

Ahyar yang ditemui bersama sejumlah rekannya saat menjajakan mutiara di halaman Kantor Wali Kota Mataram mengatakan, setelah ada kebijakan pemerintah itu, ia bersama rekannya menjajakan dagangan ke kantor-kantor.

Sering juga kata Ahyar yang sudah berjualan selama 10 tahun, mereka tidak mendapat izin dari aparat keamanan setempat untuk masuk ke dalam lingkungan kantor tertentu pada saat ada kunjungan dari luar daerah.

"Kalau dulu kami nongkrong berjualan di depan gerbang hotel, namun sekarang ke kentor-kantor. Kalau pimpinan kantor baik bisa masuk, tetapi ada juga yang tidak mengizinkan, dan kami hanya bisa menunggu di luar," katanya.

Ia mengatakan, sebagai pedagang asongan ozmet yang didapatnya tidak menentu, karena tergantung dari tamu yang datang. Artinya, jika tamu ramai omzetnya bisa banyak, begitu juga sebaliknya.

"Kalau ramai, satu pedagang omzetnya bisa mencapai Rp1 juta bahkan lebih," kata warga dari Pagutan Karang Genteng ini.

Menurutnya, pedagang asongan berbagai jenis aksesori mulai dari mutiara hingga pakaian khas Lombok, menggantungkan nasibnya dari kedatangan tamu melalui kegiatan di hotel-hotel yang jumlahnya mencapai ratusan orang.

Ia berharap pemerintah mengevaluasi kebijakannya dan kembali ke peraturan awal, agar mereka tetap dapat mencari nafkah dari kedatangan tamu dari luar daerah.

Hal senada juga dilontar Zaenab, pedagang asongan mutiara lainnya, yang berharap pemerintah bisa memperhatikan masyarakat kecil. "Kami menggantungkan hidup pada tamu-tamu yang berkunjung ke daerah ini," katanya.