Moskow (ANTARA) - Kantor menteri ekonomi Israel pada Kamis (27/4) mengabarkan bahwa Menteri Ekonomi Nir Barkat beserta rombongannya diserang oleh satu kelompok aktivis anti pemerintah dalam perjalanan dari sebuah restoran menuju mobil mereka di Tel Aviv pusat.
"Sejumlah pembuat onar menyerang pengawal dan beberapa personel polisi dan mencoba untuk mendekati dan menyakiti menteri (Barkat). Para pengawal dan polisi melindungi menteri dengan tubuh mereka setelah para demonstran juga menyerang polisi," kata kantor menteri tersebut dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa salah satu polisi terluka dan dilarikan ke rumah sakit, sedangkan dua orang penyerang telah ditahan.
Saluran televisi Israel CH12 pada Kamis mengabarkan bahwa sebanyak 200 ribu warga Israel berkumpul di depan gedung parlemen di Yerusalem pusat untuk memberikan dukungan pada reformasi sistem peradilan yang dicanangkan oleh pemerintah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Barkat mengucapkan terima kasih di media sosial kepada para demonstran untuk dukungan mereka yang "luar biasa".
Reformasi yang digagas oleh pemerintahan Netanyahu pada Januari tersebut akan membatasi kuasa Mahkamah Agung dalam meninjau dan membatalkan undang-undang yang menurutnya inkonstitusional.
Di sisi lain, reformasi tersebut akan memberikan kuasa lebih kepada pemerintah dalam proses pemilihan hakim.
Netanyahu menunda reformasi itu pada akhir Maret karena menyerah pada tekanan yang meningkat di tengah masyarakat melalui salah satu protes terbesar dalam sejarah Israel. Ribuan orang Israel telah memprotes reformasi nasional tersebut selama berbulan-bulan.
Beberapa waktu sebelumnya, sebuah tim wartawan dari saluran televisi Channel 13 News dilaporkan mendapat cacian dan lemparan botol kaca dari sejumlah demonstran.
"Tindakan perundungan dan kekerasan dari segelintir demonstran tidak akan menggetarkan kami dan tidak akan menggoyahkan komitmen kami kepada para pemirsa," kata Channel 13.
"Kami berharap polisi dapat dengan segera dan tegas mengusut kasus ini serta membawa para kriminal itu ke pengadilan mengingat kekerasan terhadap wartawan secara umum dan tim Channel 13 News secara khusus telah menjadi hal yang kerap terjadi," kata saluran televisi tersebut.
"Ini adalah situasi yang keterlaluan dan tak bisa dimaafkan. Situasi seperti ini tidak dapat dibiarkan dan harus diberantas," menurut media tersebut.
Pada akhir Maret silam, Channel 13 juga sempat mengalami serangan serupa yang mengakibatkan seorang juru kamera mengalami patah tulang rusuk.
Sumber: Sputnik-OANA