"Acara ini pemacu generasi muda untuk tetap produktif berkesenian baik sebagai pelaku maupun berkarya dalam menuangkan ide dan gagasan yang baru sesuai dengan era dan jaman yang semakin berkembang," kata Arya Wibawa saat membuka NAME di Denpasar, Sabtu.
Arya Wibawa membuka langsung gelaran tersebut dengan pemasangan Gelung Tari Baris di Kawasan Pelataran Gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar.
"Acara ini menjadi salah satu agenda membangkitkan perekonomian dan kunjungan pariwisata serta memberikan ruang kreativitas kepada para seniman," ujarnya.
Menurut dia pada prinsipnya Pemkot Denpasar terus memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Naluriku Menari di tahun kedua ini.
Pelaksanaan NAME ini merupakan implementasi nyata dari Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju. Hal ini juga merupakan implementasi sepirit Vasudhaiva Khutumbakam dengan semangat gotong royong bersama bersinergi untuk kemajuan Denpasar.
"Ini kita gotong royong, ada penari lokal, nasional bahkan internasional yang terlibat, sehingga peserta terus bertambah, dan tahun ini pelaksanaannya lebih luas cakupannya yang dikemas di ruang publik Kota Denpasar," ucap Arya Wibawa.
Kebudayaan, lanjut dia, menjadi spirit kreativitas baik penciptaan maupun pelestarian. Di samping itu bahwa konsep kota kreatif pada Kota Denpasar sebagai kota yang hidup.
Naluriku Menari ini juga menjadi pemacu generasi muda untuk tetap produktif berkesenian baik sebagai pelaku maupun berkarya dalam menuangkan ide dan gagasan yang baru sesuai dengan era dan jaman yang semakin berkembang.
Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani didampingi Perwakilan Komunitas Naluri Manca mengatakan Naluriku Menari merupakan sebuah kegiatan yang ditujukan kepada pelaku seni tari dari berbagai genre.
Fokusnya menitikberatkan pada ruang kreativitas dan eksplorasi dengan memberikan kesempatan tampil sebagai pengisi acara. Sehingga pelaksanaan bertujuan untuk memberdayakan seniman untuk berkreativitas secara berkesinambungan.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu membangkitkan ekosistem seni daerah serta menciptakan ruang publikasi budaya dan kearifan lokal sebagai identitas melalui perayaan Hari Tari Sedunia ini.
IB Eka Harista menambahkan, pada pelaksanaan di tahun kedua ini, NAME mengambil tema "Menari Mengalir Seperti Air, Cipta Akan Peradaban".
"Melalui tema ini dihadirkan sebuah kebebasan berekspresi dalam menari serta lintas pengetahuan yang selalu membaluti proses kegiatan menjadi sebuah pondasi yang komunikatif," ujarnya
Naluriku Menari Tahun 2023 ini diharapkan mampu merangkul pelaku seni dan maestro seni dari berbagai kabupaten/kota di Bali atau lokal, nasional dan internasional. Tak hanya itu, berbagai komunitas, sanggar, pelajar dan perwakilan negara sahabat juga turut terlibat. Bahkan, dalam pelaksanaannya juga diramaikan dengan stand UMKM Denpasar.
Dikatakan Gus Eka sapaan akrabnya kegiatan ini dikemas dengan memanfaatkan ruang publik di kawasan Taman Kota Lumintang. Mulai dari Dharma Negara Alaya, Traditional Stage Taman Kota, Site Specific Taman Kota, Kawasan UMKM Taman Kota, Youth Park, Amphiteater, Pelengkungan Bunga dan Panggung Air Mancur sebagai main stage.
Baca juga: Festival Semarang Rumah (k)Ita angkat potensi seni
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan hiburan seni budaya lokal semarakkan WSBK-G20
Di masing-masing panggung akan menyajikan karya yang berbeda-beda. Seperti halnya Tari Sekar Jempiring massal, workshop edukasi tari, tari kolosal nusantara, musikalisasi puisi dan modern dance dari peserta internasional.
Di masing-masing panggung akan menyajikan karya yang berbeda-beda. Seperti halnya Tari Sekar Jempiring massal, workshop edukasi tari, tari kolosal nusantara, musikalisasi puisi dan modern dance dari peserta internasional.