Pabrik daur ulang sampah plastik beroperasi Juni 2023

id Sampah plastik di NTB,Sampah di NTB,Pabrik daur ulang sampah plastik NTB,Wagub NTB

Pabrik daur ulang sampah plastik beroperasi Juni 2023

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Sitti Rohmi Djalilah meninjau pabrik Block Solution Lombok (BSL) yang mendaur ulang sampah plastik menjadi batako di kawasan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat. (ANTARA/Pemprov NTB).

Mataram (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Sitti Rohmi Djalilah memastikan pabrik Block Solution Lombok (BSL) yang mendaur ulang sampah plastik menjadi batako yang di bangun di Kabupaten Lombok Barat bisa beroperasi akhir Juni 2023.

"Batako plastik dibuat dari sampah plastik. Membuat rumah akan semakin mudah, cepat dan tahan gempa seperti kita membuat permainan Lego," kata Wagub NTB saat meninjau lokasi pembangunan Pabrik BSL dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Rabu.

Ia mengatakan pembangunan pabrik yang akan mendaur ulang sampah plastik menjadi batako plastik akan segera beroperasi pada akhir Juni 2023. Pabrik batako dari sampah plastik tersebut dibangun di kawasan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi NTB di Banyumulek, Lombok Barat.

"Alhamdulillah, progres pembangunannya sudah mencapai 90 persen dan berjalan sesuai rencana. Semua sedang dipersiapkan untuk mulai dioperasikan," ujarnya.



Wagub NTB menegaskan pembangunan pabrik batako dari sampah plastik ini merupakan yang pertama kali di bangun di NTB dan Indonesia secara umum. Hal ini akan menjadikan NTB menjadi daerah percontohan dalam pembuatan batako dari sampah plastik.

Selain itu, dalam kunjungannya Wagub NTB juga sekaligus meninjau lokasi pembangunan pabrik Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Lombok Barat.

Ia menjelaskan pembangunan TPST tersebut akan menghasilkan bahan bakar refused derived fuel (RDF) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pencampur batubara pada PLTU atau sebagai bahan bakar lainnya.

"TPST dapat mengurangi jumlah sampah 120 ton per hari dan akan terus dinaikkan hingga 300 ton per hari," katanya.

Sementara itu, Kepala TPA Regional Kebon Kongok, Radyus Ramli mengatakan pemilahan sampah masih terus dimaksimalkan sembari menunggu penyelesaian pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah dengan memanfaatkan teknologi refuse derived fuel (RDF) dari kementerian PUPR.

"Kami akan terus semaksimal mungkin untuk pengolahan dan pemilahan sampah," ujarnya.

RDF merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran lebih kecil melalui pencacahan sampah atau dibentuk menjadi pelet.

Hasilnya, akan dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran recovaring batu bara untuk pembangkit tenaga listrik.

Kemudian bahan bakar RDF tersebut akan dijual kepada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang yang tidak jauh dari lokasi pabrik TPST.*