Lombok (ANTARA) -
Ganjar memprediksi pertarungan pada Pemilu 2024 bakal keras dan penuh dengan politik identitas.
"Yang pakai baju merah pun saya kira juga santri. Selain itu juga ngaji sama. Ceramah agama pintar," ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah ini melihat pemuka masyarakat dan organisasi massa yang ada di NTB belum menentukan sikap.
Ia meminta struktur partai mengambil kesempatan dengan meraih suara kelompok tersebut.
"Caranya macam-macam tadi. Segmentasinya sekarang ada. Yang tua-tua, usianya kayak Pak Rachmat gitu, ya. Sambil ngobrol, ngopi, pengajian, diajak selesai. Yang anak muda ini beda pendekatannya," jelas Ganjar.
Menurut Ganjar, perlu juga struktur partai menarasikan pembangunan era Presiden Jokowi. DPP PDI Perjuangan, lanjut Ganjar, perlu menyusun pakem agar narasi itu bisa disampaikan pengurus di bawahnya kepada masyarakat.
"Pak Rachmat, teman-teman bupati, kirim saja apa yang ada di tengah masyarakat, ini yang terjadi, bagaimana menjembatani, dan berkomunikasi. Nanti kami buatkan, kami tes. Apakah komunikasi cukup berhasil," imbuhnya.
Hadir Ketua DPP PDI Perjuangan Sri Rahayu dan I Made Urip serta Ketua DPD PDI Perjuangan NTB Rachmat Hidayat.