Jagal hewan kurban Mataram dilatih jadi penyembelih halal

id Hewan Kurban Mataram,Kurban Mataram,Jagal Hewan Kurban Mataram,Mataram,Juleha

Jagal hewan kurban Mataram dilatih jadi penyembelih halal

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko. (FOTO ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, sejumlah jagal hewan kurban di Kota Mataram sudah mendapatkan pelatihan sebagai juru penyembelihan halal (Juleha) sebagai persiapan Idul Adha 1444 Hijriah.

"Pelatihan Juleha dilaksanakan di tingkat Provinsi NTB, dan kami mengirim perwakilan jagal 13 orang termasuk dari takmir masjid," kata Kepala Bidang Peternakan Distan Kota Mataram drh Dijan Riyatmoko di Mataram, Selasa.

Menurutnya, pelatihan Juleha itu dimaksudkan agar pemotongan hewan kurban bisa sesuai syariat Islam, dan menghindari kekejaman terhadap ternak yang akan dipotong.

Misalnya, bagaimana cara merobohkan ternak agar ternak tidak kesakitan dengan demikian daging kurban yang akan dikonsumsi masyarakat merupakan daging yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).

"Secara syariat, jagal rata-rata sudah mampu dan berpengalaman dalam melakukan pemotongan hewan kurban, namun kegiatan ini sebagai penyegaran bagi para jagal," katanya.

Ia mengatakan kegiatan pelatihan Juleha ini sekaligus sebagai persiapan pelaksanaan regulasi pemerintah pada tahun 2024, yang menargetkan bahwa semua industri makanan harus memiliki sertifikat halal.Termasuk pemotongan sapi, kambing, dan ayam.

Dengan demikian sebuah warung bakso juga ke depan harus punya sertifikat halal yang dibuktikan dengan membeli daging sapi atau ayam ditempat pemotongan sudah bersertifikat halal.

"Jadi mau tidak mau, semua jagal ke depan harus memiliki kompetensi dan sertifikat juru penyembelihan halal atau Juleha," katanya.

Data Distan Kota Mataram mencatat jumlah jagal sapi di Kota Mataram sebanyak 33 orang, terdiri atas 21 orang di Rumah Potong Hewan (RPH) Gubuk Mamben Sekarbela dan 12 orang di RPH Majeluk.

"Tapi dari jumlah itu yang sudah memiliki sertifikat Juleha hanya dua orang. Sisanya inilah ke depan akan kita dorong untuk sertifikasi," demikian Dijan Riyatmoko.