Investor Australia berminat membangun dermaga kapal cepat

id Kapal Cepat

Investor Australia berminat membangun dermaga kapal cepat

Sejumlah wisatawan mancanegara berada diatas kapal cepat yang akan menyeberang ke pulau Bali, di pelabuhan Teluk Nare, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB. (1)

Mataram (Antara NTB) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Nusa Tenggara Barat Ridwansyah mengatakan investor Australia berminat membangun dermaga kapal cepat di Gili Gede, Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, senilai Rp3 triliun.

"Kami melihat investor itu serius, sekarang dia sedang mengurus izin di Kementerian Perhubungan karena itu kewenangan pusat, kami hanya membantu rekomendasi saja," katanya, di Mataram, Jumat.

Menurut dia, investor dari Australia tertarik berinvestasi membangun sarana parkir kapal cepat karena melihat perkembangan pariwisata Bali-NTB yang semakin berkembang, khusunya wisata ke pulau-pulau kecil.

Untuk saat ini aktivitas kapal cepat yang membawa wisatawan lebih banyak dari Bali ke tiga gili indah yang ada di Kabupaten Lombok Utara, yakni Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno.

Jumlah operator kapal cepat yang melayani rute Bali ke Lombok Utara, mencapai belasan operator, seperti Gili Cat, Scoot, BWS, Giligateway, Semaya, Gili Gili, Wahana Gili Ocean, Mahi-Mahi, Marina Srikandi, Eka Jaya, Ombak Gili, Lombok Expres, dan Kuda Hitam.

Rata-rata, satu operator "fastboat" mempunyai tiga sampai empat unit kapal. Satu kapal berkapasitas 40 sampai 129 orang.

Selain kapal cepat rute Gili Lombok - Bali, dan sebaliknya, kapal-kapal komodo adventure rute pelayaran Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara, menuju Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, juga sudah lama beroperasi.

Dengan adanya dermaga kapal cepat di Gili Gede, Sekotong, diharapkan bisa lebih menghidupkan potensi pariwisata di kawasan selatan Kabupaten Lombok Barat, yang juga menjadi bagian dari kawasan ekonomi khusus yang ditetapka pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Investor itu akan membangun kawasan dan dermaga kapal cepat yang melayani rute penyeberangan Bali, Gili Gede, dan tiga gili indah di Lombok Utara," kata Ridwansyah.

Untuk itu, kata dia, pihaknya berkomitmen untuk memfasilitasi dan mempermudah investor Australia itu dalam memperoleh perizinan, tentunya setelah semua persyaratan terpenuhi.

Adanya semangat investasi tersebut, menurut Ridwansyah, juga tidak boleh dulu dilihat dari sisi pajak untuk daerah. Namun, yang paling utama adalah dampak ikutannya, seperti penyerapan tenaga kerja dan aktivitas ekonomi lainnya yang bisa memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar.

Di dalam proses perizinan, sambung Ridwansyah, ada kemudahan dan insentif yang diberikan sesuai Undang-Undang Nomor 5/2014 tentang Penanaman Modal. Di dalamnya dijelaskan ada pembebasan pajak dan retribusi selama beberapa tahun atau keringanan bagi investor.

"Jadi buang jauh pikiran pendapatan asli daerah dulu, tapi pikirkan dulu dampak ikutan ekonomi lainnya yang memberikan tambahan penghasilan dan peluang kerja," katanya. (*)