Mataram (Antara NTB) - Puluhan aktivis mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Mataram yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah (Almahdi) berdemonstrasi di depan gerbang kampus menolak penghapusan orientasi pengenalan kampus, Senin.
Dalam tuntutannya para aktivis meminta pihak rektorat untuk tidak menghapus kegiatan orientasi pengenalan kampus (ospek) yang rencananya akan digantikan dengan Perkenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB).
Selain itu, massa juga menyoroti ganjilnya sejumlah kebijakan kampus dalam PKKMB yang tidak melibatkan lembaga kemahasiswaan seperti biasanya.
"Kami tidak ingin ospek ditiadakan, dan diganti dengan PKKMB, yang mendiskreditkan organisasi kemahasiswaan," Kata Masrun, koordinator umum (kordum) dalam orasinya.
Ia mengatakan, PKKMB merupakan kecelakaan sejarah mahasiswa dan merupakan bagian dari upaya paksa elite kampus dan elite politik, yang tidak lain tujuannya untuk menghentikan regenerasi dan memutus kaderisasi agen pembaruan.
"Saya katakan ini adalah upaya paksa negara untuk membendung kekuatan politik. Untuk itu, atas nama mahasiswa Indonesia, pantasnya ini kita tolak bersama," tegas pria yang juga Koordinator IMM ini.
Selain Masrun, Amal Abrar, koordinator aksi dalam kesempatan orasinya menegaskan, saat ini kampus Muhammadiyah Mataram orientasinya bukan lagi untuk mencetak kaum intelektual yang cerdas, kritis, dan berintegeritas.
Namun, akan lahir manusia-manusai robot, "budak sahaya" dan intelektual elitis, yang berpikir formal dan individualistik dengan pemikiran apatis dan hedonisme.
"Kami yakin dari proses PKKMB ini akan lahir mahasiswa yang pemikirannya pendek, dan berpaham lama. Kita tidak akan lihat lagi suara-suara kritis, inovasi dan kreativitas, dan sejumlah prestasi yang bisa memperbesar perserikatan ini," ujarnya.
Aksi protes ini dilakukan mahasiswa guna menyikapi kebijakan antimahasiswa yang dikeluarkan oleh rektor, yang tidak memahami seutuhnya tentang edaran Menteri Riset, Tekhnologi dan Pendidikan Tinggi.
"Kami katakan saat ini mereka buta dengan edaran itu dan berbuat semaunya," ucap Amal.
Menurutnya, kegiatan PKKMB adalah kegiatan yang distorsi informasi dan masuk dalam kategori maladminsitratif yang dilakukan oleh birokrasi kampus.
Sementara itu, hingga aksi ini selesai, pihak Rektorat UMM enggan menyambangi barisan mahasiswa tersebut. Tampak sesekali Rektor UMM Mustamin dan jajarannya memperhatikan aksi yang terjadi dari kejauhan.
Diketahui, dalam aksi demonstrasi itu, para aktivis yang terdiri dari IMM dan UKM ini, juga menyoroti adanya penggunaan anggaran yang bukan pada tempatnya.
Aksi puluhan mahasiswa itu, dikawal ketat oleh aparat Polres Mataram. Bahkan, aksi ini juga turut mengundang perhatian masyarakat setempat untuk keluar menyaksikannya.
Para demonstran juga sempat melakukan aksi boikot jalan dan tidur telentang, bahkan aksi pembakaran jas almamater sebagai simbol perlawanan mereka terhadap kekuasan birokrat kampus Islam tersebut.
Akibat aksi yang berlangsung di depan kampus di sepanjang Jalan KH Akhmad Dahlan, Kelurahan Pagesangan, Kota Mataram itu, terlihat padat dan macet.
Aksi ini sendiri berlangsung pukul 07.00-10.00 WITA. Aksi itu juga sempat memanas akibat barisan massa dari mahasiswa memaksa masuk ke dalam kampus, yang saat itu dijaga ketat oleh pihak pengamanan kampus. Aksi saling dorong dan kejar mengejar pun terjadi, namun tidak ada korban dalam aksi ini. (*)