PLN NTB defisit tenaga listrik 12 MW

id PLN NTB

PLN NTB defisit tenaga listrik 12 MW

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan PLTU Jeranjang di Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, NTB. (1)

"Kami mengimbau masyarakat berhemat energi listrik pada saat beban puncak atau pada malam hari"
Mataram (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Nusa Tenggara Barat mengalami defisit energi listrik sebesar 12 mega Watt akibat rusaknya komponen mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jeranjang Unit 1.

Supervisor Hubungan Masyarakat (Humas) PLN Wilayah NTB Abdul Aziz HS, di Mataram, Rabu, mengatakan akibat defisit energi listrik tersebut pihaknya melakukan pemadaman bergilir yang diperkirakan akan berakhir pada akhir November 2015.

"Data hari ini beban puncak mencapai 201 MW, sedangkan energi yang tersedia hanya 189 MW. Jadi kami harus melakukan pemadaman bergilir," katanya.

PLTU Jeranjang Unit 1, merupakan salah satu dari tiga unit PLTU yang dibangun di Desa Kebon Ayu, Kecamatan gerung, Kabupaten Lombok Barat, sejak 2010. Namun, yang sudah beroperasi penuh dan pengelolaanya sudah diserahkan ke PLN Wilayah NTB, hanya PLTU Jeranjang Unit 3, sedangkan PLTU Jeranjang Unit 2 belum rampung hingga saat ini. Ketiga unit PLTU tersebut masing-masing berkapasitas 1 X 25 MW.

Selain kerusakan komponen mesin PLTU Jeranjang Unit 1, kata dia, defisit energi listrik juga disebabkan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Unit 8, berkapasitas 7 MW, yang ada di Kelurahan Tanjung Karang, Kota Mataram, sedang pemeliharaan.

Aziz menambahkan, PLTU Jeranjang Unit 1, masih menjadi tanggung jawab perusahaan rekanan dan belum sepenuhnya diserahkan pengelolaanya ke PLN Wilayah NTB.

Oleh sebab itu, perusahaan rekanan yang melakukan perbaikan terhadap komponen mesin yang mengalami kerusakan pada masa uji coba.

"Perusahaan rekanan itu mengirim komponen mesin yang rusak ke bengkel yang ada di Gresik, Jawa Timur. Informasinya akan selesai akhir November ini," ujarnya.

Dengan kondisi energi listrik yang terbatas saat ini, kata dia, pihaknya mengajak masyarakat untuk berhemat pada saat beban puncak, minimal mengurangi pemakaian energi listrik sebesar 50 watt per rumah tangga.

PLN Wilayah NTB juga sudah menyurati seluruh pengelola hotel untuk memanfaatkan mesin pembangkit listriknya pada saat beban puncak, sehingga bisa mengurangi area pemadaman bergilir.

"Kami mengimbau masyarakat berhemat energi listrik pada saat beban puncak atau pada malam hari. Kalau siang hari, silakan mau melakukan pemakaian tanpa batas karena pada siang hari tidak terjadi defisit energi listrik," kata Aziz. (*)