Bogor Jabar menggelar aksi bergizi kurangi penderita anemia

id Bogor, Anemia, Stunting, Kemenkes, Dinkes

Bogor Jabar menggelar aksi bergizi kurangi penderita anemia

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim saat menghadiri kegiatan aksi bergizi yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Bogor di Yayasan Tarbiyatusshibyan atau Yatashi di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Rabu (6/9/2023). (ANTARA/HO/Pemkot Bogor)

Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat terus menggelar aksi bergizi untuk mengurangi penderita kekurangan darah merah atau anemia yang juga berdampak pada stunting.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdul Rachim, di Kota Bogor, Kamis, menyampaikan bahwa aksi bergizi berkaitan erat dengan menurunkan angka stunting pada anak untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas 2024.

"Dengan program ini, anak-anak Kota Bogor bisa sehat dan cerdas," ujarnya.

Ia menilai aksi bergizi tepat dilaksanakan di sekolah karena banyak anak-anak, guru dan orang tua bisa diedukasi bagaimana penting gizi bagi pertumbuhan badan.

Hal ini sejalan dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menggagas satu kegiatan aksi bergizi. Program ini merupakan implementasi dari gerakan masyarakat sehat yang bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan literasi akan pentingnya asupan gizi yang baik.

Data menunjukkan bahwa di Kota Bogor 28 persen dari total jumlah penduduk terjangkit penyakit kekurangan sel darah merah atau anemia. Angka tersebut dianggap mengkhawatirkan.

Aksi bergizi di kota hujan dilaksanakan di Yayasan Tarbiyatusshibyan atau Yatashi di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Rabu (6/9).

Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kota Bogor, Erna Nuraena menjelaskan, dari Aksi Bergizi Nasional ini diharapkan komitmen dari sekolah untuk konsisten menyelenggarakan aksi tersebut secara rutin.

"Bagaimana implementasi gerakan hidup sehat, sarapan bersama, minum tablet tambah darah ini menjadi satu kegiatan yang rutin dilaksanakan di sekolah," papar Erna.

Dengan begitu, dampaknya ke depan akan menumbuhkan budaya hidup sehat pada anak - anak. Dalam aksi di Yatashi, kata Erna, dihadirkan 325 siswa dari pondok pesantren yang diharapkan bisa menjadi agen - agen kesehatan masyarakat.

Baca juga: Jakbar edukasi 32 ibu dengan anak kasus stunting
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan aplikasi pemantauan kasus stunting

"Mereka diharapkan dapat menginformasikan dari edukasi yang diterima kepada teman - temannya di sekolah. Sehingga nanti seluruh anak - anak di Kota Bogor memiliki perilaku hidup sehat, makan yang baik dan bergizi serta bebas dari anemia," urai Erna.