Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Personel Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar latihan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD) dalam rangka menguji kesiapan dalam melakukan penanganan kecelakaan pesawat atau keadaan darurat.
"Penanganan keadaan darurat ini dilakukan tiga jenis latihan yakni simulasi kecelakaan pesawat terbang (aircraft accident exercise), simulasi penanganan bom dan ancaman keamanan penerbangan (airport security exercise), serta simulasi penanganan kebakaran gedung (fire building exercise),” kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok Rahmat Adil Indrawan di Praya, Kamis.
Dalam latihan itu disimulasikan pesawat Tambora Air nomor penerbangan TBR112 jenis Boeing 737-900ER mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Lombok, Kamis (14/09/2023) pukul 11.10 WITA. Pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ini mengangkut 205 penumpang dengan 7 kru pesawat.
Seluruh penumpang dan kru pesawat telah berhasil dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan data, sebanyak 10 orang dinyatakan meninggal dunia, 7 orang mengalami luka berat, 5 orang luka sedang, dan 190 orang lainnya mengalami luka ringan.
"Kecelakaan pesawat tersebut merupakan bagian dari kegiatan simulasi yang digelar oleh Bandara Lombok," katanya.
Latihan ini bertujuan untuk menguji kesiapan personel, peralatan, dan fasilitas bandara dalam mengantisipasi serta menangani segala bentuk gangguan atau ancaman, baik yang berkaitan dengan keselamatan maupun keamanan penerbangan.
"Sesuai dengan Dokumen Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan) dan Dokumen Program Keamanan Bandar Udara (Airport Security Programme)," katanya.
Kegiatan ini melibatkan sedikitnya 532 orang personel yang berasal dari internal PT Angkasa Pura I, TNI AU Lanud ZAM, Polda NTB, Kodim 1620/Lombok Tengah, Basarnas NTB, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Lombok Tengah, KKP Kelas II Mataram, PMI Lombok Tengah, Dinas Kesehatan Lombok Tengah, RSUD Praya, serta puskesmas di sekitar Bandara Lombok.
"Diharapkan kegiatan ini semakin mempertajam alur koordinasi dan komunikasi seluruh stakeholder di Bandara Lombok, tidak hanya dalam kondisi normal namun juga saat keadaan darurat yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja,” katanya.