Penjabat Gubernur mendukung industri dirgantara di NTB

id Dirgantara NTB,Dipantara Aerospace, n219 dirgantara Indonesia,NTB

Penjabat Gubernur mendukung industri dirgantara di NTB

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Ariadi. ANTARA/Pemprov NTB

Mataram (ANTARA) - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Gita Ariadi mendukung pengembangan industri dirgantara di wilayah itu mulai dari konektifitas sampai pelibatan pengusaha lokal dan dunia pendidikan dalam industri pesawat terbang.

"Saya berharap ada kesepakatan dan kerja sama yang dilakukan baik antara pelaku bisnis maupun pemerintah dan dunia pendidikan untuk pengembangan kedirgantaraan di NTB," kata Gita Ariadi saat membuka seminar internasional dan pameran kedirgantaraan.

Dalam keterangan tertulis di Mataram, Minggu, Lalu mengatakan, NTB merupakan satu dari delapan provinsi berbasis kepulauan yang perlu mengembangkan industri dirgantara. "Moda transportasi udara daerah kepulauan merupakan pasar potensial bagi penyedia layanan penerbangan," katanya.

Sedangkan industrialisasi NTB dapat berkontribusi dalam penyediaan suku cadang pesawat terbang dalam negeri yang saat ini dipegang PT Dirgantara Indonesia (DI). Bahkan pengembangan kedirgantaraan NTB dapat dengan menyiapkan sumberdaya manusia di sektor kedirgantaraan seperti diinisiasi oleh Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) NTB. Dalam kegiatan ini, UNU NTB menandatangani MoU dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan PT DI.

Komunitas NU Dipantara Aerospace, KH Ahmad Mun'im DZ mengatakan, pesawat N219 buatan PT DI didesain untuk 19 penumpang dan mempunyai kelebihan sebagai jenis pesawat ringan yang sangat bisa dioperasikan di daerah perintis. Pesawat ini memiliki dua buah mesin turboprop yang dikembangkan oleh PT DI.

Baca juga: Kepala Bappenas Suharso sampaikan lima strategi tingkatkan sektor industri
Baca juga: Bukit Lancing dijadikan Pusat Olahraga Dirgantara di NTB


Komunitas Nahdliyin NU yang tergabung dalam Dipantara Aerospace (DAS) dan PT Karya Logistik Indotama telah membeli 11 unit pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebesar 80,5 juta dollar AS atau sekitar Rp1,3 triliun pada tahun lalu. "Ini langkah awal untuk pengembangan kedirgantaraan di NTB tidak saja bisnis dan pasar penerbangan tapi juga pendidikan dan penelitian dalam teknologi dirgantara," ucap Kyai Mun'im.

Ia berharap, kedirgantaraan di NTB terutama industri dirgantara dan penerbangan di NTB semakin maju dengan inovasi yang dilakukan nahdiyin NU maupun produksi pesawat terbang dalam negeri.