Mataram (Antara NTB)- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, merencanakan akan membangun jalan inspeksi di pinggir Kali Unus terutama di kawasan Batu Ringgit untuk memudahkan pemeliharaan kali sekaligus mengantisipasi banjir.
"Jika masih ada lahan setelah normalisasi Kali Unus, kita akan buat jalan inspeksi untuk memudahkan pemeriharaan," kata Penjabat Wali Kota Mataram Hj Putu Selly Andayani di sela memantau kegiatan normalisasi Kali Unus di Mataram, Senin.
Kegiatan normalisasi Kali Unus tersebut dilakukan dengan menggunakan alat berat, setelah sebelumnya dilakukan secara manual oleh ratusan petugas Dinas Pekerjaan Umum (DPU) setempat.
Menurutnya, setelah wilayah hilir Kali Unus dinormalisasi, aliran air bisa lebih lancar sehingga diharapkan ketika musim hujan datang air tidak lagi meluap ke permukiman penduduk.
"Normalisasi Kali Unus dengan alat berat ini merupakan bantuan dari pihak swasta, dan bisa digunakan sampai proses normalisasi tuntas," sebutnya.
Ia mengatakan, kegiatan normalisasi Kali Unus yang memiliki sedimentasi sekitar dua meter itu dijadwalkan berlangsung sekitar satu minggu dengan panjang kali yang akan dinormalisasi sekitar satu kilometer.
Setelah kegiataan normalisasi ini tuntas, lanjutnya, pemerintah kota berencana akan membuat jalan inspeksi, untuk memudahkan pemeliharaan.
"Jika jalan inspeksi ada, maka setiap saat alat berat bisa masuk untuk melakukan penganggkatan sedimen," katanya.
Selain itu, pihaknya merencanakan untuk peninggian talut yang sudah ada sehingga air kali tidak meluap.
Selama ini, sambung Selly, penyempitan kondisi hilir Kali Unus yang terus terjadi salah satunya disebabkan tumpukan sedimen dan sampah.
Tetapi setelah dilakukan normalisasi, kondisi hilir Kali Unus sudah dalam dan lebar.
"Untuk pembangunan jalan dan talut kita rencanakan tahun ini dengan harapan tahun depan sudah bisa terealisasi," katanya.
Pasalnya, untuk merealisasikan dua program itu pihaknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan balai wilayah sungai (BWS).
"Termasuk untuk normalisasi ini sebenarnya menjadi pekerjaan BWS, tetapi karena kita kasian kepada masyarakat yang selalu kena banjir dan hal ini merupakan masalah mendesak, maka kita ambil alih," katanya. (*)