Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menurunkan tim untuk melakukan pendataan titik-titik rawan pemicu bencana di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brenyok dan Unus sebagai langkah antisipasi potensi bencana.
"Pendataan titik rawan pemicu bencana di dua sungai itu kita prioritaskan karena menjadi pemicu banjir pada Rabu malam (3/7-2024)," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahnig di Mataram, Rabu.
Dikatakan, berdasarkan asesmen yang dilakukan terhadap bencana banjir awal Juli 2024, menjadi acuan pihaknya untuk melakukan pendataan terhadap titik-titik rawan bencana.
Misalnya, kerusakan talud, bronjong, titik rawan longsor, titik rawan tumpukan sampah, serta titik-titik rawan sedimen.
"Potensi-potensi bencana di sepanjang dua sungai itu kemudian kita petakan untuk dilakukan intervensi secara bertahap," katanya.
Hasil pendataan, lanjutnya, akan menjadi acuan untuk pelaksanaan program. Misalnya, titik-titik rawan longsor akan pasangkan bronjong atau talud.
Sementara kawasan rawan sampah dan sedimen akan dilakukan pemantauan dan pengangkatan secara berkala, sehingga ketika musim hujan tiba sungai bisa menampung air dengan maksimal dan tidak meluap ke jalan atau ke permukiman penduduk.
"Hasil pendataan, juga akan menjadi acuan usulan kami untuk program ke Balai Wilayah Sungai (BWS) dan Sumber Daya Alam (SDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki kewenangan di bidang ini," katanya.
Menurutnya, dengan keterbatasan anggaran Pemerintah Kota Mataram tidak dapat melakukan penataan kawasan di dua sungai tersebut, sehingga penataan dilakukan dengan skala prioritas.
"Jadi titik-titik yang dinilai mendesak itulah yang kita selesaikan dengan APBD Kota Mataram," katanya.
Sedangkan jika ingin melakukan penataan secara menyeluruh sekaligus terhadap Sungai Brenyok dan Unus tentu membutuhkan anggaran besar bahkan hingga ratusan miliar.
"Kalau kita usulkan ke BWS juga itu akan sulit. Karena itu, penataan kita lakukan dengan skala prioritas," katanya.