Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI mendorong anak muda memperkuat empat konsensus dasar bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan besar serta terhindar dari ideologi memecah belah bangsa.
"Anak-anak muda memerlukan penguatan jati diri dan kurang menyadari jika sebetulnya Indonesia sudah punya jati diri, yaitu empat konsensus dasar yang perlu ditanamkan sejak dini," kata Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT RI, Mayjen TNI Nisan Setiadi, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Setiadi, empat konsensus dasar adalah jati diri bangsa Indonesia. Empat konsesus dasar bangsa itu terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. "Saya yakin dengan adanya penguatan 4 konsensus dasar tersebut, kita akan menjadi negara yang kuat, menjadi negara yang besar secara ekonomi," imbuh Setiadi.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwa generasi muda perlu mewaspadai virus intoleransi, radikalisme, dan terorisme yang berbasis pada ideologi kekerasan guna menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai, bermartabat, dan maju.
"Saya yakin itu akan bisa tercapai kalau kita tidak terkena ideologi lain yang jelas menyerang Indonesia untuk memecah belah. Kita harus perkuat satu persatu untuk menjadi Indonesia yang damai, bermartabat, dan Indonesia yang maju," katanya.
Tidak luput, Setiadi berharap anak muda mempunyai rasa cinta Tanah Air dan wawasan kebangsaan yang luar biasa, sehingga memiliki ketahanan terhadap ideologi negatif dari luar. "Perkuat rasa cinta Tanah Air, bela negara, mencintai bangsa Indonesia, punya wawasan kebangsaan yang luar biasa sehingga punya ketahanan terhadap budaya atau mungkin ideologi yang datang dari luar," kata Jenderal bintang dua TNI AD itu.
Setiadi menyampaikan pesan tersebut di hadapan mahasiswa baru Universitas Brawijaya melalui kuliah umum pencegahan radikalisme dalam program bela negara. Kegiatan itu merupakan rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMABA) Universitas Brawijaya, Malang, Rabu (27/9).
Baca juga: Kepala BNPT sebut intoleransi adalah bibit utama radikalisme
Baca juga: BNPT jelaskan soal usulan mekanisme kontrol rumah ibadah
Baca juga: Kepala BNPT sebut intoleransi adalah bibit utama radikalisme
Baca juga: BNPT jelaskan soal usulan mekanisme kontrol rumah ibadah
Kegiatan tersebut menggunakan metode diskusi interaktif yang didampingi oleh moderator secara hybrid. Sejumlah 2.000 mahasiswa hadir secara luring dan 13.448 mahasiswa secara daring.